Bisnis.com, JAKARTA - Berikut ini adalah ringkasan headlines BISNIS INDONESIA edisi cetak Selasa, 18 April 2017. Untuk menyimak lebih lanjut, silahkan kunjungi http://epaper.bisnis.com/
Seksi Market
Hal 13. ANAK USAHA WSKT ; Waskita Toll Road Diincar 5 Investor
Setidaknya 5 investor berminat untuk membeli saham PT Waskita Toll Road, anak usaha PT Waskita Karya (Persero) Tbk., yang akan dilepas dalam penerbitan saham baru dalam waktu dekat ini.
Hal 14. GO PUBLIC ; Grup Olympic Bergiliran IPO
Setelah beroperasi puluhan tahun, Grup Olympic kini mulai melirik pasar modal sebagai wadah untuk menggalang pendanaan.
Hal 15. KINERJA KUARTAL I/2017 ; Ini Alasan Saham BBNI Disukai
Setelah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. mengumumkan kinerja keuangan kuartal I/2017, sejumlah perusahaan sekuritas menerbitkan ulasan mengenai prospek saham bank BUMN tersebut.
Hal 16.HARGA CPO ; Peluang Penguatan Terbuka
Meski melemah dalam empat sesi perdagangan berturut-turut, harga minyak kelapa sawit berpotensi kembali menguat seiring dengan meningkatnya permintaan jelang Ramadan.
Hal 17-20. Tabel Bursa & Moneter
Hal 21. IMBAL HASIL INVESTASI ; Pelaku IKNB Antisipasi Potensi Penurunan
Pelaku industri keuangan nonbank atau IKNB dinilai perlu menata kembali portofolio investasi guna mengantisipasi penurunan imbal hasil surat berharga negara seiring dengan munculnya potensi penaikan peringkat Indonesia oleh Standard & Poor’s menjadi investment grade.
Hal 22. PENGEMBANGAN PERBANKAN ; Tekfin Bukan Ancaman
Perbankan siap berkolaborasi dengan perusahaan di bidang teknologi finansial atau tekfin daripada terpaku melakukan kompetisi.
Hal 23. KINERJA KUARTAL I/2017 ; Laba BTN & Permata Tumbuh Meyakinkan
Menutup kuartal I/2017, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan bisnis sesuai target perseroan dengan raihan laba bersih senilai Rp594 miliar, tumbuh 21,03% secara tahunan.
Hal 24. MENEKAN PEMBIAYAAN BERMASALAH ; Berharap Kredit Tumbuh
Pergerakan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/ NPL) masih melandai pada awal tahun ini. Otoritas berharap pada pertumbuhan kredit untuk menekan rasio NPL ke level 2% pada tahun ini.