Bisnis.com, MANADO -- Pemerintah Provinsi Gorontalo memperkirakan nilai tukar petani (NTP) bakal kembali meningkat pada Maret 2017 seiring dimulainya panen raya. Proyeksi ini juga bakal memutus tren penurunan NTP yang berlangsung ejak Desember 2016 hingga Februari 2017.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, NTP gabungan Gorontalo tercatat 104,43 atau turun 84 bps dibandingkan Februari 2017. Di Januari 2017, NTP juga terkoreksi 34 bps bulanan menjadi 105,59 secara bulanan. Indeks NTP di atas 100 mencerminkan pendapatan yang diterima petani lebih besar dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarkan petani untuk kebutuhan konsumsinya.
Kepala Dinas Pertanian Gorontalo, Muljadi Mario, mengatakan dalam dua bulan pertama 2017, petani di Gorontalo memang mengeluarkan uang lebih untuk berbagai kebutuhan yang sifatnya musiman. Di sisi lain, pendapatan petani belum meningkat karena panen baru berlangsung di akhir Februari 2017.
"Walaupun NTP turun, sebetulnya masih di atas 100. Ini menunjukkan biaya produksi petani efisien karena kami intervensi," jelasnya kepada Bisnis.com, Selasa (11/4/2017).
Muljadi menambahkan, Pemprov Gorontalo memberikan benih secara cuma-cuma kepada petani. Pascapanen, petani di Gorontalo juga cukup membayar bahan bakar dan operator alat mesin pertanian atau alsintan. Alsintan disediakan oleh pemprov.
Di sisi lain, Bank Indonesia memperkirakan panen raya di Gorontalo juga akan mendorong peningkatan konsumsi masyarakat. Untuk diketahui, konsumsi rumah tangga menyumbang 60,77% terhadap produk domestik regional bruto atau PDRB Gorontalo. Tahun ini BI memproyeksi pertumbuhan ekonomi provinsi berjuluk Serambi Madinah itu mencapai kisaran 6,8%-7,2%, lebih tinggi dari pertumbuhan pada 2016 sebesar 6,52%.