Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Soal Krematorium Di Padang, Pemerintah Minta Utamakan Dialog & Toleransi

Pemerintah meminta persoalan rumah pembakaran mayat atau krematorium di Padang, Sumatra Barat, dapat diselesaikan dengan dialog dan toleransi para pihak yang berkepentingan.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin (tengah) bersama Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian (kiri) dan Ketua Komnas HAM Imdadun Rahmat bersiap memberikan pandangannya pada acara Kongres Nasional Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan di Jakarta, Kamis (16/3)./Antara-Muhammad Adimaja
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin (tengah) bersama Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian (kiri) dan Ketua Komnas HAM Imdadun Rahmat bersiap memberikan pandangannya pada acara Kongres Nasional Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan di Jakarta, Kamis (16/3)./Antara-Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah meminta persoalan rumah pembakaran mayat atau krematorium di Padang, Sumatra Barat, dapat diselesaikan dengan dialog dan toleransi para pihak yang berkepentingan.

Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Agama, mengatakan perselisihan terkait keberadaan rumah kremasi di Padang, Sumatra Barat, harus mengedepankan dialog. Pasalnya, krematorium tersebut juga telah mengantongi izin dari Pemerintah Kota Padang.

“Penyelesaian perselisihan terkait legalitas krematorium harus mengedepankan dialog. Penyelesaian secara hukum dapat menjadi solusi terakhir. Jangan menyelesaikannya dengan cara kekerasan dan main hakim sendiri,” katanya, Minggu (26/3/2017).

Seperti diketahui, sekelompok massa melakukan unjuk rasa meminta penghentian krematorium warga etnis Tionghoa di Rumah Duka Himpunan Bersatu Teguh, Padang, pada 22 Maret 2017. Massa menganggap krematorium yang sudah mengantongi izin dari Pemerintah Kota Padang itu mengganggu penduduk dan tidak memperhatikan keselarasan lingkungan hidup.

Lukman menuturkan semua pihak juga harus menghormati pelaksanaan kremasi sebagai tradisi sebagian masyarakat keturunan Tionghoa, dan sebagai salah satu bentuk pengamalan keyakinan beragama.

“Pemerintah pusat dan daerah harus menjamin kemerdekaan serial penduduk dalam menjalankan agama yang dianutnya,” ujarnya.

Sebelumnya, Setara Institute menyebut proses kremasi di rumah duka tersebut telah menggunakan teknologi modern yang diyakini tidak mengganggu kesehatan masyarakat. Apalagi kegiatan tersebut menggunakan oven dan mesin di ruangan tertutup, serta tidak serial hari melakukan pembakaran.

Lembaga swadaya masyarakat itu juga meminta pemerintah bersikap tegas kepada kelompok intoleran yang menggunakan isu agama untuk mendiskriminasi kelompok minoritas.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper