Kabar24.com, JAKARTA - Perdana Menteri Korea Selatan (Korsel) Hwang Kyo-ahn menyebut, pembunuhan Kim Jong-nam, saudara tiri Presiden Korea Utara (Korut) Kim Jong-un, di Malaysia minggu lalu menunjukkan kebrutalan, dam taktik terorisme Korut makin menjadi-jadi.
Para pejabat Korea Selatan dan Amerika meyakini bahwa Kim Jong-nam dibunuh oleh agen Korut. Diplomat Korut di Malaysia diketahui berusaha untuk mencegah dilakukannya otopsi terhadap tubuh pria berusia 46 tahun tersebut dan meminta agar tubuh Kim segera diserahkan.
Pihak kepolisian Malaysia pada Minggu (19/2/2017) menyebut, bahwa mereka telah menahan seorang pria berkebangsan Korut terkait dengan pembunuhan ini. Sementara, empat warga Korut lainnya disebut berhasil kabur dari Malaysia pada hari kejadian.
Dalam sebuah pertemuan Dewan Keamanan Korsel hampir diyakini bahwa Korut adalah dalang d ibalik pembunuhan Kim Jong-nam yang merupakan putra sulung Presiden Korea Utara sebelumnya, Kim Jong-il.
"Pembunuhan yang dilakukan di ruang publik di sebuah bandara internasional negara pihak ketiga sangat tidak bisa dimaafkan dan merupakan tindakan kriminal tidak manusiawi, dan secara nyata menunjukkan kenekatan, serta kebrutalan penguasa Korea Utara," kata Hwang seperti dikutip dari Reuters, Senin (20/2/2017).
"Seperti yang terlihat dalam kasus ini, taktik terorisme penguasa Korea Utara semakin berani, jadi kita harus lebih waspada terkait kemungkinan teror yang mungkin dilakukan rezim Korea Utara terhadap negara dan penduduk kita," tambahnya.
Kim Jong-nam diketahui secara terang-terangan menentang kuasa dinasti keluarganya atas negara terisolasi yang saat ini sedang getol-getolnya mengembangkan se jata nuklir.
Selain seorang pria berkebangsaan Korea Utara, otoritas Malaysia juga menahan wanita Vietnam dan Indonesia terkait kasus ini.
Adapula spekulasi yang nenyebut, bahwa kejadian ini akan menjadi ujian bagi sikap sabar China atas Korea Utara selama ini, karena Kim Jong-nam selama ini tinggal di daerah di bawah kekuasaan China, yakni Makau.