Kabar24.com, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla ikut berkomentar perihal konflik antara Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) dengan anggota DPR yang berasal dari fraksi Partai Hanura.
"Saya sendiri tidak tahu masalahnya. Apa yang kita baca, Presdir Freeport sudah minta maaf atas kejadian itu, mudah-mudahan selesailah," katanya di Kantor Wakil Presiden, Jumat (10/2/2017).
Konflik tersebut diduga berkaitan dengan pertanyaan anggota Komisi VII DPR Mochtar Tompo perihal konsistensi pembangunan smelter di Gresik, Jawa Timur.
Kalla mengatakan sebetulnya PTFI telah membangun smelter di Gresik sesuai dengan aturan yang berlaku, namun kapasitasnya masih belum memadai.
"Jadi sudah punya, sudah membangun. Walaupun kebutuhannya di bawah setengah, 50%. Nah, ini kan harus semua baik. Ini peringatan terakhir, kalau diperpanjang, harus bangun betul," jelasnya.
Sebelumnya, Ketua Fraksi Hanura DPR Nurdin Tampubolon mengatakan, pihaknya tidak bisa menerima perlakuan tidak menyenangkan oleh Chappy kepada Tompo dan akan segera mengambil tindakan hukum.
Selain Nurdin, juga hadir Mochtar Tompo yang menjadi korban perbuatan tidak menyenangkan dari pimpinan perusahaan multi-nasional tersebut.
Menurut Nurdin, memang tidak ada pemukulan terhadap Tompo, akan tetapi ada perlakuan mengancam dan hal itu dinilai tidak lazim bagi seorang pimpinan perusahaan asing tersebut.
Adapun, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI), Chappy Hakim membantah melakukan pemukulan terhadap anggota Komisi VII DPR, Mochtar Tompo, dalam rapat dengar pendapat yang berlangsung Kamis (9/2/2017).
Lewat keterangan resmi, Chappy mengatakan rapat berlangsung kondusif dan konstruktif. Pada saat Tompo menghampiri Chappy, Presdir PTFI ini mempertanyakan tanggapannya soal ketidakkonsistenan perusahaan, dan meminta Mochtar untuk menunjukkan ketidakkonsistenan PTFI.
“Dengan tulus saya memohon maaf kepada Komisi VII DPR atas polemik yang terjadi.” ujar Chappy.