Kabar24.com, JAKARTA - Prospek solusi atas konflik dua negara Israel dan Palestina semakin buram akibat perkembangan permukiman Yahudi di Tepi Barat.
Demikian dikatakan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama dalam acara konferensi pers terakhirnya sebagai presiden di negara adidaya tersebut.
Menurutnya, AS tidak memveto resolusi PBB soal aktivitas pembangunan permukiman Israel bulan lalu. Pasalnya, pemerintahnya merasa bahwa solusi dua negara menjadi satu-satunya opsi untuk menuju perdamaian.
"Tujuan resolusi PBB adalah sederhana bahwa...perkembangan permukiman (Yahudi) telah menimbulkan realitas di lapangan yang kian membuat solusi dua negara tidak akan mungkin, ujarnya sebagaimana dikutip Aljazeera.com, Kamis (19/1/2017).
Dikatakan, bahwa sangat penting bagi AS untuk mengirim sinyal atau peringatan bahwa peluang ini akan berlalu kalau tidak dimanfaatkan.
Pada bagian lain Obama membela kebijakannya terkait pendekatan dengan Kuba setelah hubungan kedua negara dipulihkan kembali. Pemerintah Obama menghapus embargo ekonomi dan mengizinkan penerbangan langsung dari AS ke negara itu maupun sebaliknya.
"Kebijakan itu merupakan pembaruan dari cara berpikir lama yang sudah tidak masuk akal hari ini dan kami telah saling buka perjalanan antar kedua negara,” ujar Obama yang akan mengakhiri pemerintahannya besok untuk selanjutnya digantikan Donald Trump..