Kabar24.com, MEULABOH - Korban gempa 6,5 Skala Righter di Meureudu, Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh, membutuhkan segera adanya dapur umum dan tenda pengungsian untuk keluarga.
Nurhaiza Nasution (27), salah seorang korban gempa yang dihubungi dari Meulaboh, Rabu, mengatakan hingga pukul 11.50 WIB, masyarakat dari tiga desa kawasan terparah terkena gempa masih berpencar-pencar mencari saudara dan memantau ekses gempa.
"Dari pagi tadi sampai sekarang, Iza bersama empat orang sekeluarga sudah tidak kembali lagi ke rumah karena lantai rumah sudah rusak, takut bangunan rumah roboh. Jadi masih kumpul di masjid, belum lagi ke pengungsian," katanya, Rabu (7/12/2016).
Dia menceritakan , saat gempa menguncang daratan Pidie Jaya, warga berhamburan ke luar rumah.
Apalagi, katanya, lokasi rumah mereka yang terletak cukup dekat dengan kawasan pantai dan tidak jauh dengan bangunan pasar yang ambruk.
Beberapa desa pemukiman setempat yang terdampak cukup parah akibat gempa itu, seperti Desa Meunasah Balek, Meuraksa, Dayah Kleng, Ule Gle, Kota Kecamatan Mereudu, Kabupaten Pidie Jaya. Puluhan banggunan runtuh dan menelan korban jiwa.
Selain dikagetkan dengan guncangan gempa, suara empasan runtuhnya bangunan pascagempa membuat mereka kalang kabut dalam gelap gulita. Satu orang saudaranya meninggal terhimpit reruntuhan banggunan ruko pasar, Rabu, pukul 05.05 WIB.
"Saudara yang meninggal ini Ibu Dewi anaknya Ayah Yusri anggota dewan. Beliau keseharian berjualan di rumah toko itu dan tinggal di dalamnya. Saat gempa bangunan ruko Ibu Dewi ambruk dan beliau meninggal terhimpit," katanya.
Selain itu, ada satu rombongan dari Padang, Sumatera Utara yang menginap di kawasan ruko setempat, rombongan tersebut merupakan keluarga mempelai pria yang sedang mengantar "linto".
Masyarakat setempat terdampak gempa hingga Rabu siang masih berupaya mencari bahan sandang dan pangan untuk keluarga, sekaligus memantau perkembangan kawasan terdekat dan membantu saudara mereka.