Kabar24.com, JAKARTA - China sentil Myanmar bahwa kedua negara harus bekerja sama guna menjaga stabilisasi di perbatasan di tengah munculnya sejumlah serangan oleh kelompok etnis bersenjata terhadap pasukan keamanan Myanmar dan aktivitas ribuan orang yang menyeberangi perbatasan menuju China guna menghindari tindak kekerasan.
Serangan yang terjadi pada bulan ini menjadi pukulan besar bagi target utama pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi yakni mewujudkan perdamaian dengan etnis minoritas. Sementara itu, China khawatir perbatasannya akan terdampak risiko yang mungkin timbul akibat tindak kekerasan yang terjadi di wilayah utara Myanmar seperti kejadian tahun lalu yang menewaskan lima orang warganya.
Menteri Luar Negeri China Wang Yi menyampaikan kepada delegasi Myanmar yang sedang berkunjung dan dipimpin oleh ketua Komisi Perdamaian Tin Myo Win terkait kekhawatiran China akibat situasi yang memburuk. Dia juga menyerukan kembali untuk mengakhiri aksi militer dan memulai memilih diskusi dalam menyelesaikan sengketa.
"Kedua belah pihak harus dengan sebaik-baiknya memanfaatkan diplomasi tingkat tinggi dan mekanisme militer guna bersama-sama menjaga perdamaian dan stabilitas di perbatasan China-Myanmar," sebut Wang Yi seperti dikutip dari Reuters, Rabu (30/11/2016).
Eskalasi pertempuran secara tiba-tiba yang terjadi bersamaan dengan konflik di Rakhine menjadi tantangan baru bagi Suu Kyi sang peraih nobel perdamaian. Seperti diketahui, konflik di Rakhine menyebabkan ribuan kaum Muslim Rohingya melarikan diri ke Bangladesh.
Sementara itu, insiden sebelumnya yang terjadi di perbatasan memaksa ribuan orang melarikan diri ke China. Wang juga menyampaikan dukungan bagi proses perdamaian internal Myanmar serta kesiapan China untuk turut membantu.