Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Walau Dikecam, PM Kanada Tetap Nyatakan Duka Cita Untuk Fidel Castro

Meski mendapat cemoohan, PM Kanada Justin Trudeau tak mencabut pernyataan duka citanya untuk Fidel Castro.
PM Kanada Justin Trudeau/self.com
PM Kanada Justin Trudeau/self.com

Kabar24.com, TORONTO - Meski mendapat cemoohan, PM Kanada Justin Trudeau tak mencabut pernyataan duka citanya untuk Fidel Castro.

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, yang dikecam karena dengan penuh perasaan mengenang Fidel Castro tanpa melihat catatan pelanggaran hak asasi manusia dan mempertahankan pernyataannya, Minggu (27/11/2016) atas mendiang pemimpin Kuba itu.

Ucapan Trudeau memicu kemarahan dan cemoohan media berjaringan setelah menganggap Castro sebagai "pemimpin luar biasa" dan menyatakan kesedihannya atas kematian "presiden terlama Kuba itu" pada Jumat.

Pada Minggu, Trudeau dalam pernyataannya mengatakan itu hanya dimaksudkan untuk menghormati kematian mantan kepala negara, yang memiliki hubungan sangat lama dengan Kanada dan tidak memberikan catatan atas sejarah tidak bagus.

"Kenyataannya adalah Fidel Castro memiliki dampak mendalam dan abadi pada orang Kuba," kata Trudeau kepada sejumlah wartawan dalam jumpa pers, yang disiarkan televisi di Temu Puncak Negara Berbahasa Prancis di Madagaskar.

"Dia pasti merupakan seorang tokoh polarisasi dan tentu ada kekhawatiran yang mendalam seputar HAM. Saya terbuka dan saya telah menjadi sorotan," katanya, seperti dikutip Antara, Senin (28/11/2016).

Trudeau menyatakan bahwa pihaknya memunculkan isu HAM dalam kunjungan resminya ke Kuba pada awal bulan ini.

Saat ditanya, apakah Castro seorang diktator, Trudeau menjawab, "Ya." Beberapa anggota parlemen, yang beroposisi terhadap pemerintahan, pada Minggu mendesak Trudeau memboikot pemakaman Castro, sedangkan beberapa lawan lain atas kepemimpinan konservatif mengkritik komentarnya.

Kantor perdana menteri menyatakan bahwa belum ada keputusan mengenai siapa yang bakal mewakili pemerintah Kanada dalam upacara pemakamaman Castro tersebut.

Castro adalah pengusung jenazah kehormatan dalam pemakaman ayah Trudeau, mantan Perdana Menteri Kanada Pierre Elliot Trudeau, pada 2000.

Dia merupakan pemimpin NATO pertama yang kembali mengunjungi Kuba pada 1976.

Pernyataan awal Trudeau, yang lebih positif dari pada kebanyakan pemimpin Barat, memicu serangan balasan pada hari Sabtu, terutama di kalangan beberapa Partai Republik Amerika Serikat dan warga Kuba di pengasingan AS.

Kanada merupakan salah satu sekutu terdekat Kuba di negara-negara Barat yang menjaga hubungan setelah revolusi Kuba pada 1959.

Dalam kunjungannya ke Kuba pada bulan November, Trudeau menyatakan bahwa Kanada akan menjaga hubungannya dengan Kuba bahkan jika sikapnya bertentangan dengan Presiden terpilih AS Donald Trump yang telah mengancam akan menolak meredakan ketegangan hubungan AS-Kuba.

Castro meninggal dunia pada usia 90 tahun pada Jumat (25/11) malam waktu setempat.

Dia merupakan politisi dan revolusioner yang memimpin Republik Kuba sebagai Perdana Menteri dari 1959 hingga 1976 sebelum dia kemudian menjadi Presiden sejak 1976 hingga 2008.

Fidel Castro dikecam negara barat sebagai diktator dan pemimpin kritis terhadap sikap Barat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara/Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper