Bisnis.com, PERU - Terpilihnya Donald Trump menjadi presiden Amerika Serikat telah memicu pertanyaan mengenai penghormatan bagi norma demokrasi di dalam negeri, karenanya Presiden Barack Obama mengangkat masalah demokrasi pada Sabtu (19/11/2016) atau Minggu (20/11/2016) WIB dan meminta para pemimpin dunia memberi penggantinya kesempatan.
Berbicara kepada para pemuda Amerika Latin di Lima, Peru, Obama berpendapat bahwa demokrasi dan pembangunan berjalan berdampingan, dan bahwa pemerintahan otoriter pada akhirnya akan gagal.
Dengan Tiongkok dan Rusia dipandang sebagai pihak yang paling banyak mendapat keuntungan dari kemenangan Trump dalam pemilihan umum, Obama mengakui bahwa sejumlah pertanyaan diajukan mengenai keunggulan demokrasi setelah Perang Dingin.
"Setelah satu dekade di mana kita menyaksikan semakin banyak negara yang mengadopsi praktik demokrasi, Anda saat ini mulai melihat beberapa pencapaian berbalik," kata Obama.
Namun, dia menambahkan, pemerintah yang menindas oposisi, yang tidak mengharapkan aturan hukum atau pengadilan independen, ditakdirkan gagal.
"Seiring berjalannya waktu, pemerintah semacam itu gagal dan ekonomi mereka hancur," katanya, sementara mengakui bahwa "demokrasi bisa membuat frustasi."
Obama berada di Peru untuk menghadiri konferensi tingkat tinggi pemimpin Asia-Pasifik, perhentian terakhirnya dalam kunjungan luar negeri terakhirnya.
Dia menghadapi rentetan pertanyaan tentang Trump, yang janji kampanyenya mengancam akan mencabut komitmen Amerika Serikat selama puluhan tahun kepada NATO dan kewajiban pertahanan di Asia.
Trump juga menentang kesepakatan perdagangan 12 negara Pasifik dan didukung oleh sejumlah sekutu utama seperti Jepang.
"Amerika Serikat adalah negara besar sehingga sesudah pemilihan umum orang-orang bisa ikut merasakan ketidakpastian," kata Obama.
"Akan penting bagi semua orang di seluruh dunia untuk tidak langsung mengambil penilaian segera, tapi memberi presiden terpilih ini kesempatan."
"Sehubungan dengan Amerika Latin, saya memperkirakan tidak akan perubahan besar dalam kebijakan pemerintahan yang baru," katanya, menggaungkan posisi pemerintah bahwa keterpilihan Trump tidak mengubah kepentingan fundamental Amerika Serikat.
"Bagaimana Anda berkampanye tidak selalu sama dengan cara anda memerintah,” katanya sebagaimana dikutip kantor berita AFP.
BARACK OBAMA: Berikan Kesempatan Kepada Trump
Terpilihnya Donald Trump menjadi presiden Amerika Serikat telah memicu pertanyaan mengenai penghormatan bagi norma demokrasi di dalam negeri, karenanya Presiden Barack Obama mengangkat masalah demokrasi pada Sabtu (19/11) dan meminta para pemimpin dunia memberi penggantinya kesempatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
25 menit yang lalu