Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MENTERI PERTAHANAN JERMAN: Trump Jangan Perlakukan NATO Seperti Kelompok Usaha

Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, perlu memperjelas pandangannya tentang Rusia dan memahami bahwa Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) harus diperlakukan sebagai persekutuan nilai bersama dan bukan kelompok usaha, kata Menteri Pertahanan Jerman Ursula von der Leyen.
Tentara Afganistan dan Tentara NATO memeriksa bangunan yang rusak akibat serangan bom, Kamis (10/11/2016). /Reuters
Tentara Afganistan dan Tentara NATO memeriksa bangunan yang rusak akibat serangan bom, Kamis (10/11/2016). /Reuters

Bisnis.com, BERLIN -  Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, perlu memperjelas pandangannya tentang Rusia dan memahami bahwa Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) harus diperlakukan sebagai persekutuan nilai bersama dan bukan kelompok usaha, kata Menteri Pertahanan Jerman Ursula von der Leyen.

"Penasihatnya mudah-mudahan memberitahu dia dan yang dia butuhkan untuk belajar bahwa NATO tidak hanya persoalan niaga. Ini bukan perusahaan," kata Leyen di tayangan ZDF pada Kamis.

"Saya tidak tahu bagaimana dia menilai NATO," katanya menambahkan.

Selama kampanye pemilihan umum, Trump mengancam meninggalkan sekutu Amerika Serikat di kawasan Eropa jika mereka tidak mengucurkan cukup dana untuk pertahanan.

"Anda tidak bisa mengatakan 'masa lalu tidak penting, tidak peduli nilai yang pernah dibagi' melainkan mencoba mendapatkan uang sebanyak mungkin dari organisasi ini (NATO) dan apakah saya bisa mendapatkan kesepakatan di luar hal itu," kata Leyen.

Von der Leyen menyarankan Trump untuk mengurangi kedekatannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, perlu dicatat bahwa NATO telah membela Amerika Serikat setelah serangan 9/11.

"Donald Trump mengatakan dengan jelas di sisi mana dia berada. Apakah dia di sisi hukum, perdamaian dan demokrasi atau apakah dia tidak peduli dengan semua itu dan bukannya dia mencoba berteman baik (dengan Putin)," katanya.

Trump menyatakan kekagumannya kepada Putin, yang dikutuk Barat atas perbuatannya di Ukraina.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA/REUTERS
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper