Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Krisis Estonia: Koalisi Pendukung Pemerintah Terancam Bubar

Koalisi pendukung pemerintah Estonia terancam bubar pekan ini setelah dua mitra juniornya mendesak perdana menteri mengundurkan diri, ditambah usulan referendum mosi tak percaya dari oposisi, Senin.
PM Estonia Taavi Roivas saat tiba pada EU Summit di Brussels, Belgia (21/10/2016)./Reuters-Eric Vidal
PM Estonia Taavi Roivas saat tiba pada EU Summit di Brussels, Belgia (21/10/2016)./Reuters-Eric Vidal

Kabar24.com, TALINN - Estonia sedang berada dalam kondisi politik yang tidak sehat.

Koalisi pendukung pemerintah Estonia terancam bubar pekan ini setelah dua mitra juniornya mendesak perdana menteri mengundurkan diri, ditambah usulan referendum mosi tak percaya dari oposisi, Senin.

Perdana menteri negara terkecil kawasan Baltik, berpopulasi 1,3 juta jiwa, Taavi Roivas, memiliki ruang gerak yang sedikit untuk menyelamatkan koalisi pemerintahannya.

Pemerintahan yang dibentuk setelah pemilihan umum April 2015 itu terdiri atas Partai Reformasi, Partai Sosial Demokrat, dan partai nasionalis-konservatif Pro Patria, serta Res Publica Union. Koalisi itu menguasai 59 dari 101 kursi parlemen.

Partai Sosial Demokrat, Pro Patria, dan Res Publica Union mendesak perdana menteri untuk mengundur diri, Senin. Mereka beranggapan tingkat kepercayaan terhadap pemerintah semakin sedikit sehingga formasi koalisi yang baru perlu dibuat.

"Estonia butuh pemimpin baru yang memiliki energi dan ide-ide segar," kata ketua partai Sosial Demokrat, Jevgeni Ossinovski.

Oposisi mendesak agar referendum mosi tak percaya terhadap perdana menteri segera dilaksanakan, Rabu.

Tanpa dukungan koalisi, ia tak dapat mempertahankan jabatannya.

Wakil ketua Partai Reformasi, Hanno Pevkur mengatakan, dewan manajemen partai akan bertemu, Selasa untuk membahas pengunduran diri perdana menteri, demikian Antara mengutip Reuters, Selasa (8/11/2016).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara/Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper