Bisnis.com, PEKANBARU - Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir Riau menyatakan potensi bisnis dan usaha pengembangan produk turunan dari komoditas kelapa di daerah itu masih besar.
Sekretaris Daerah Kabupaten Indragiri Hilir Said Syarifuddin mengatakan daerahnya sebagai wilayah utama produksi buah kelapa di Tanah Air, sektor hulu dan hilirnya masih bisa digarap.
"Di Inhil itu luas perkebunan kelapa mencapai 430.000 hektare atau yang paling luas di Indonesia, sektor hulu dan hilirnya masih bisa digarap," katanya Kamis (27/10/2016).
Sektor hulunya kata Said yaitu saat ini sebagian besar perkebunan kelapa itu seharusnya sudah masuk pada tahap penanaman kembali atau replanting.
Tetapi karena sebagian besar lahan kebun kelapa dimiliki oleh masyarakat, kendala modal menyebabkan proses replanting mengalami keterlambatan.
Akibatnya produksi kelapa daerah itu terus mengalami perlambatan dan kualitas kelapanya juga kurang maksimal.
"Lalu untuk sektor hilirnya, kapasitas terpasang dari industri pengolahan setempat, belum seluruhnya mampu menampung produksi kelapa, akhirnya harga kelapa di pasar lokal kian tertekan," katanya.
Dengan kondisi ini, masyarakat dan petani kelapa lokal banyak yang memilih untuk mengirim kelapanya ke Malaysia, karena tawaran harga jual yang lebih menarik.
Karena itu bila ada pengusaha yang berminat untuk menanamkan modal pada sektor hilir pengolahan kelapa ini, peluangnya masih sangat besar.
Adapun menurut data Pemkab Inhil, saat ini ada empat perusahaan besar yang beroperasi pada sektor hilir kelapa, yaitu PT Pulau Sambut, PT Riau Sakti United Plantation, PT Kokonako, dan PT Inhil Sarimas Kelapa.