Kabar24.com, JAKARTA— Calon Presiden Amerika dari Partai Republik Donald Trump mengatakan bahwa rencana yang diutarakan rivalnya dari Partai Demokrat Hillary Clinton terkait Suriah akan memicu perang dunia ketiga karena berpotensi konflik dengan pasukan militer Rusia yang bersenjatakan nuklir.
Dalam sebuah wawancara yang berfokus pada kebijakan luar negeri, Trump mengatakan bahwa mengalahkan kelompok ISIS menjadi prioritas yang lebih penting dibandingkan dengan meyakinkan Presiden Suriah Bashar al-Assad untuk mundur dari jabatannya.
Trump mempertanyakan bagaimana Hillary Clinton akan bernegosiasi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin setelah membuat citranya terlihat buruk. Dia juga menyalahkan Presiden Amerika saat ini, Barack Obama, atas renggangnya hubungan negara tersebut dengan Filipina dibawah pemerintahan Rodrigo Duterte. Selain itu, Trump menyesalkan perpecahan yang terjadi di tubuh Partai Republik setelah pencalonannya. Dia juga mengklaim akan dengan mudah memenangkan pemilu nanti jika seluruh pemimpin partai bersatu mendukungnya.
“Jika partai kita bersatu, kita tidak akan kalah dari Hillary Clinton dalam pemilu,” kartanya seperti dikutip dari Reuters , Rabu (26/10/2015).
Terkait perang sipil di Suriah, Trump mengatakan bahwa Clinton berpotensi menyeret Amerika masuk dalam pusaran perang dunia dikarenakan sikapnya yang lebih agresif dalam penyelesaian konflik.
Clinton sebelumnya menyerukan pembentukan zona larangan terbang dan zona aman di darat guna melindungi pihak non kombatan atau pihak yang seharusnya tidak boleh diserang dalam perang.
“Yang seharusnya kita lakukan adalah fokus terhadap ISIS. Kita seharusnya tidak fokus pada Suriah. Mendengarkan Hillary Clinton akan menyebabkan perang dunia ketiga,” kata Trump
Sermentara itu, Tim kampanye Clitnon pun menepis kritik tersebut dan menggaris bawahi bahwa ahli keamanan negara dari kedua belah pihak baik Partai Republik dan Demokrat telah mengecam Trump dan mengatakan dia tidak layak menjadi panglima tertinggi.
“Sekali lagi, dia hanya mengutip inti pembicaraan Putin dan mencoba menakuti Amerika sembari menolak untuk menyampaikan renanaya sendiri terkait cara untuk mengalahkan ISIS atau mengurangi penderitaan yang melanda Suriah,” sebut juru bicara Clinton, Jesse Lenhrich dalam sebuah pernyataan.
Trump juga mengatakan bahwa saat ini Assad lebih kuat dibandingkan dengan tiga tahun lalu dan berusaha menurunkanya dari kursi pemerintahan tidak terlalu penting dibandingkan dengan mengalahkan ISIS.