Kabar24.com, JAKARTA – Pemerintah Turki menegaskan perlunya kehadiran pasukannnya di wilayah utara Irak untuk menghalau serangan ISIS yang juga berpotensi mengarah ke wilaya Turki.
Dilansir dari Reuters, Sabtu (15/10/2016), Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menilai Irak tidak bisa menghadapi sendiri gerakan ISIS dari kota Mosul. Karena itu, dia mengatakan perlunya kehadiran pasukan Turki di sebuah kamp militer di dekatnya untuk memberikan jaminan atas potensi serangan ke Turki.
Seperti diketahui, pemerintah pusat Irak terus menerus menolak kehadiran pasukan Turki di kamp Bashiqa, di Irak Utara. “Kami tidak akan membiarkan Mosul diberikan kepada Daesh (ISIS) atau organisasi teroris lainnya," kata Erdogan.
Erdogan melanjutkan, "Mengapa Anda membiarkan Daesh memasuki Irak, mengapa Anda membiarkan Daesh memasuki Mosul? Mereka hampir akan datang ke Baghdad, di mana pemerintah pusat Irak?” katanya dalam sebuah pidato yang disiarkan langsung di TV setempat.
Turki khawatir bahwa milisi Syiah, yang pada masa lalu diandalkan pasukan Irak, akan digunakan untuk menghalau sebuah serangan yang sudah merkea rencanakan di Mosul pada bulan ini. Hal itu dapat memicu kerusuhan dan eksodus pengungsi.
Tentara Turki sendiri telah melatih pasukan Muslim Sunni dan kaum Kurdi Peshmerga di kamp Bashiqa, dekat Mosul, untuk melakukan serangan tersebut.
Pemerintah Irak di Baghdad pun akhirnya merasa keberatan dengan kehadiran militer Turki di sana. “Tak seorang pun harus berbicara tentang kehadiran kami di Bashiqa. Kami akan tinggal di sana. Bashiqa adalah jaminan terhadap segala jenis kegiatan teroris di Turki," kata Erdogan.
Adapun, Amerika Serikat telah mengatakan setiap pasukan asing di Irak harus memiliki persetujuan dari pemerintah Irak di Baghdad.