Kabar24.com, NUSA DUA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia berharap agar masyarakat lebih bersungguh-sungguh memperhatikan keanekaragaman budaya agar pembangunan menjadi lebih inklusif.
Muhadjir Effendy, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, mengatakan kebudayaan merupakan unsur sentral yang terkandung dalam konsep pembangunan yang berkelanjutan.
“Kita memerlukan landasan aksi yang kokoh untuk mengkolaborasi peran keragaman budaya itu, terutama saat kita menghadapkan kebudayaan dengan tantangan zaman. Oleh karena itu, melalui World Culture Forum 2016 ini, kami berupaya untuk menghasilkan komitmen yang lebih mendalam serta lebih sungguh-sungguh memperhatikan keanekaragaman budaya,” terangnya di Nusa Dua, Kamis (13/10/2016).
Dia menambahkan melalui kegiatan tersebut juga pihaknya mengajak untuk menempatkan kebudayaan sebagai hulu pembangunan.
“Kami akan bersama-sama mendorong kebudayaan dalam pembangunan dengan menempatkan pertimbangan kebudayaan menjadi hulu dari keseluruhan proses pembangunan,” ujarnya.
Dia menuturkan Bali merupakan salah satu tempat yang dapat memberikan berbagai contoh selarasnya pembangunan dan kebudayaan yang mana disana ada Subak, sebuah sistem pertanian yang berakar dari budaya, yang menyelaraskan gerak air dan manusia dengan acuan agama.
Di Bali, lanjutnya, agama mempengaruhi irama kehidupan tradisional sejak berabad-abad, tetapi sekaligus juga dapat mempengaruhi irama kehidupan modern. Dia menyontohkan upacara Nyepi, selain penghormatan terhadap ritual agama dan budaya, Nyepi juga memberikan efek terhadap penghematan sumber daya.
"Di wilayah lain di Indonesia, berbagai tradisi budaya juga memberikan efek yang sama pada kehidupan modern seperti di Jawa ada Patigeni, di Maluku ada Sasi, dan lain sebagainya,” imbuhnya.