Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sebelum Debat, Trump Bawa Tiga Wanita Selingkuhan Bill Clinton

Persaingan antar capres Amerika Serikat kian sengit setelah Donald Trump muncul dengan tiga perempuan yang menuding Bill Clinton, suami capres Hillary Clinton, telah melakukan pelecehan seksual.
Donald Trump/Reuters
Donald Trump/Reuters

Kabar24.com, JAKARTA -Debat capres AS antara Donal Trump dan Hillary Clinton menjadi ajang saling menjatuhkan.

Donald Trump muncul ke acara debat membawa "amunisi" tiga perempuan yang menuding Bill Clinton, suami capres Hillary Clinton, telah melakukan pelecehan seksual.

“Tiada seorang pun di dalam sejarah politik yang bersikap kasar terhadap perempuan,” ujar  capres Trump merujuk kepada Bill Clinton.

Ketiga perempuan yang mendampingi Trump dalam konferensi pers adalah Paula Jones, Juanita Broaddrick, dan Kathleen Willey.

Paula Jones mantan karyawan Negara Bagian Arkansas pernah menuding Bill Clinton melakukan pelecehan seksual. Pada 1999 kasus itu tidak berlanjut setelah Jones menerima US$850.000 (Rp11 miliar).

Juanita Broaddrick mengklaim Bill Clinton memperkosanya di sebuah kamar hotel pada 1978. Clinton membantah klaim itu dan akhirnya tidak ada tuntutan hukum yang muncul.

Perempuan ketiga adalah Kathleen Willey, mantan karyawan Gedung Putih yang mengaku Bill Clinton melecehkannya pada 1993, namun sempat mengatakan hal itu tak pernah terjadi.

Trump kemudian menyebut ketiga perempuan yang mendampinginya dalam konferensi pers sebagai perempuan yang “sangat berani” sebagaimana dikutip BBC.co.uk, Senin (10/10/2016) .

Hillary Clinton menolak membahas komentar Trump tentang suaminya. Namun, menurut Hillary Clinton, konferensi pers Trump dengan tiga perempuan itu, adalah semacam bentuk keputusasaan.

Sebelumnya, Trump meminta maaf atas komentar cabul terhadap perempuan yang dia sampaikan dalam video yang direkam pada 2005 lalu.

Trump mengatakan bahwa "kata-kata tersebut tidak mencerminkan siapa saya... saya minta maaf."

Pernyataan minta maaf singkat sepanjang 90 detik yang  disampaikan Trump pada Sabtu lalu, tampaknya menjadi permintaan maaf pertama setelah mengeluarkan komentar yang kontroversial selama masa kampanye. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper