Kabar24.com, TRENGGALEK - Bencana hidrometeorologi berupa banjir sedang menerpa sejumlah wilayah di Indonesia.
Sebuah jembatan antarkecamatan di Desa Ngrayung, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timun ambrol hingga memakan separuh badan jalan akibat tergerus air sungai yang meluap hingga ketinggian tiga meter, Sabtu (8/10).
"Jembatan ambrol sekitar pukul 15.00 WIB. Hujan deras terjadi sejak Jumat (7/10) hingga Sabtu (8/10) sehingga menyebabkan debit air sungai Tawing meluap hingga ketinggian tiga meter lebih," kata Syuhada, warga Desa Ngrayung, Kecamatan Gandusari.
Tidak ada korban jiwa maupun harta benda akibat bencana tersebut.
Namun kerusakan yang ditimbulkan menyebabkan separuh badan jalan yang terhubung langsung ujung jembatan ambrol hingga membentuk lubang mengaga ke arah sungai.
"Dulu sudah pernah ambrol, tapi tidak parah dan sudah mau dibenahi sampai akhirnya terjadi banjir bandang kemarin dan kerusakan semakin parah," ujarnya.
Untuk menghindari kecelakaan, warga memasang palang dan papan peringatan di dua arah jalur menuju jembatan untuk membatasi kendaraan roda empat atau lebih melintas.
"Sementara jalur jembatan ini tertutup untuk kendaraan besar. Tapi kendaraan roda dua masih bisa lewat karena masih ada sebagian badan jalan tersisa dan cukup aman untuk dilintasi," kata Norman, warga lain.
Kendati jembatan beton di atas Sungai Tawing yang memiliki bentang panjang sekitar 25 meter itu rawan putus, Norman mengatakan kerusakan tidak berdampak signifikan terhadap arus ekonomi maupun akses lalu lintas warga antardesa dan antarkecamatan.
Sebab, kata dia, jalan tersebut adalah jalur alternatif sementara jalan utama Gandusari-Kampak masih bisa dilalui dengan aman.
"Pengaruhnya memang tidak signifikan. Tapi tentu akan lebih baik jika jembatan ini diperbaiki secepatnya," katanya.
Koordinator Tim Reaksi Cepat BPBD Trenggalek, Basuki mengatakan kerusakan jembatan Ngrayung sementara belum bisa dilakukan penanganan cepat.
Ia beralasan, saat ini BPBD masih fokus melakukan penanganan banjir di beberapa titik wilayah kota yang terjadi hampir bersamaan dengan ambrolnya jembatan Ngrayung tersebut.
"Kami menerapkan skala prioritas karena banjir di wilayah kota cukup parah. Lagi pula akses itu (jembatan Ngrayung) masuk jalur alternatif sehingga tidak begitu berdampak bagi warga," kata Basuki.
Selain di jembatan Ngrayung, hujan deras yang mengguyur wilayah Trenggalek selama beberapa hari terakhir juga menyebabkan serangkaian peristiwa longsor, mulai di jalur antarkota Trenggalek-Ponorogo; Desa Karangrejo dan Senden, Kecamatan Kampak; Desa Dawuhan, Kecamatan Trenggalek; serta banjir di beberapa titik wilayah kota.