Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Bahan Pokok di Banten Masih Stabil

Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Banten memprediksi kawasan ini bakal mengalami deflasi di kisaran -0,06% hingga -0,11% pada Agustus tahun ini.
Kebutuhan pokok di pasar tradisional./Ilustrasi-Bisnis
Kebutuhan pokok di pasar tradisional./Ilustrasi-Bisnis

Kabar24.com, TANGERANG—Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Banten memprediksi kawasan ini bakal mengalami deflasi di kisaran -0,06% hingga -0,11% pada Agustus tahun ini.

Prediksi tersebut didasari atas penurunan harga di sejumlah komoditas pokok antara lain daging ayam ras, cabe merah, dan bawang merah.

Pada Agustus 2015, Banten mencatatkan inflasi sebesar 0,72% atau Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 127,83.

“Prediksinya deflasi karena adanya penurunan harga, terutama di komponen daging ayam ras, dan cabe merah. Sejauh ini, pantauan inflasi di Banten cukup stabil dibandingkan periode-periode sebelumnya,” kata Manajer Unit Asesmen Ekonomi dan Keuangan BI Banten Jenidar Oseva kepada Bisnis, Rabu (31/8).

Menurutnya, pola inflasi Banten sejalan dengan inflasi nasional yang sangat dipengaruhi oleh kenaikan komoditas administered price (BBM, tarif listrik), kenaikan permintaan volatile foods (hari raya keagamaan, hari libur), dan kenaikan penawaran (paceklik, hambatan distribusi).

Sementara itu, Pemerintah Provinsi Banten mulai mengantisipasi kenaikan sejumlah komoditas bahan pokok menjelang perayaan Idul Adha pada tahun ini.

Kepala Biro Ekonomi dan Administrasi Pembangunan Sekretariat Daerah Banten Mahdani mengatakan pihaknya belum merasa perlu melakukan operasi pasar ataupun menggelar pasar murah.

“Harga masih stabil, belum diperlukan intervensi dari pemda ataupun Bulog. Tetapi, jika dibutuhkan, kami siap melakukannya,” ucapnya kepada Bisnis, tak lama ini.

Apalagi, dirinya menyebutkan kini Bulog tidak hanya mengurusi stok beras saja, tetapi juga barang pokok lainnya misalnya daging sapi, jagung, dan gula sehingga hal tersebut dinilainya pemda tinggal mengkoordinasikann dengan Bulog jika terjadi kenaikan harga secara signifikan di pasar.


Tak hanya itu, dirinya mencontohkan perkembangan inflasi pada semester I/2016 di Banten terpantau stabil daripada periode sebelumnya.

Per Juli 2016, inflasi Banten mencapai 0,44% (month-to-month/mtm) yang dipicu oleh kenaikan harga sejumlah komoditas antara lain daging ayam ras, bawang merah, tarif listrik, dan tarif angkutan umum antar kota.

Jika dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun lalu sebesar 0,83%, inflasi kali ini tercatat lebih rendah. Padahal, Juli 2015 dan Juli 2016 juga merupakan momen puasa dan lebaran.

Secara khusus, Mahdani mengaku pemprov sudah melakukan sejumlah strategi untuk menjaga laju harga komoditas pokok agar tetap stabil, salah satunya dengan menggelar Warung Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk pertama kalinya pada tahun ini.

Dalam jangka pendek, dirinya menilai Warung TPID diharapkan menjadi salah satu instrumen dalam menjaga fluktuasi inflasi Banten.

Sebaliknya, dalam jangka panjang, Mahdani menjelaskan pemprov akan terus menjaga kelancaran arus kelancaran distribusi guna menjamin pergerakan inflasi tetap stabil.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper