Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

VIRUS ZIKA: Australia, Tiawan, Korsel Keluarkan Travel Warning Ke Singapura

Australia, Taiwan dan Korea Selatan menyarankan perempuan hamil dan yang tengah merancang kehamilan tidak bepergian ke Singapura setelah virus Zika menulari lebih dari 50 orang di negara kota itu.
Patung Merlion, Singapura./Bisnis
Patung Merlion, Singapura./Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA -  Australia, Taiwan dan Korea Selatan menyarankan perempuan hamil dan yang tengah merancang kehamilan tidak bepergian ke Singapura setelah virus Zika menulari lebih dari 50 orang di negara kota itu.

Wabah dan peringatan tersebut menjadi pukulan telak bagi pariwisata di salah satu pusat pelancongan tersibuk di dunia itu, yang berjuang pulih dari keterpurukan di tengah kelambanan pertumbuhan dunia.

Singapura melaporkan pendrita pertama penularan Zika setempat pada akhir pekan lalu dan jumlah paparan virus dibawa nyamuk itu dilaporkan terus melonjak hingga 56 pendeita. Setidak-tidaknya tiga lusin dari penderita tersebut sudah pulih.

Virus Zika terlacak di Brasil pada 2015 dan sejak itu menyebar ke seluruh Amerika. Virus tersebut mengancam perempuan hamil karena bisa menyebabkan cacat lahir parah.

Virus tersebut di Brasil dikaitkan dengan lebih dari 1.800 kasus mikrosefali, cacat lahir langka dengan bayi memiliki kepala dan otak yang terlalu kecil.

Dari 56 kasus terkonfirmasi di Singapura, hanya seorang perempuan terinfeksi.

Taiwan, Australia, dan Korsel menyarankan perempuan hamil dan mereka yang tengah merencanakan kehamilan untuk menunda perjalanan ke Singapura.

Mereka yang kembali dari negara tersebut harus mencegah kehamilan selama dua bulan.

Para pelancong Korsel akan menerima pesan teks peringatan saat mereka tiba di Singapura.

Malaysia dan Indonesia yang merupakan tetangga terdekat Singapura, telah meningkatkan langkah pencegahan menyusul wabah tersebut, dengan memasang pemindai suhu tubuh di bandara-bandara dan pos-pos pemeriksaan perbatasan.

Badan Pariwisata Singapura mengatakan tengah memantau perkembangan dan menambahkan bahwa negara kota itu msih tetap merupakan "tujuan wisata yang aman", dan terlalu dini untuk menilai dampaknya.

Lebih dari 55 juta orang melintasi bandara Changi, Singapura setiap tahun. Pada pertengahan pertama tahun ini, kedatangan pariwisata mencapai hampir 8,2 juta, dibandingkan dengan sekitar 7,3 juta pada periode sama 2015.

Perdagangan eceran dalam jaringan Lazada Singapore mengatakan Selasa, penjualan obat pengusir nyamuk dan produk-produk pencegahan lainnya meningkat hingga lima kali lipat dalam tiga hari terakhir, dibandingkan penjualan sepekan lalu.

Asing Pihak perwenang terus memeriksa ribuan rumah di tujuh wilayah Singapura, termasuk lima asrama pekerja asing, Selasa.

Petugas menyemprotkan insektisida dan menyingkirkan habitat potensial bagi nyamuk untuk berkembang biak seperti air yang menggenang dan tanah lembab pada saluran air.

Mayoritas orang yang terinfeksi Zika di Singapura adalah pekerja asing, namun pemerintah tidak mengungkapkan kewarganegaraan mereka.

Komisi Tinggi Bangladesh yang mewakili komunitas pekerja asing terbesar mengatakan tidak ada seorangpun dari pekerja asing yang terinfeksi itu warga Bangladesh.

Kedutaan besar Tiongkok dan Myanmar di Singapura mengatakan mereka tidak diberitahu oleh pihak Singapura apakah warga negara mereka termasuk diantara mereka yang terinfeksi. Kedubes Thailand tidak menjawab telepon untuk meminta komentar.

Para pekerja asing di Singapura yang kebanyakan bekerja di sektor konstruksi dan industri kelautan, mendapat upah minimal 2 dolar Singapura per jam, seringkali bekerja 12-14 jam per hari dan mengambil cuti beberapa hari. Mereka tidak sering bepergian.

Lokasi konstruksi GuocoLand, tempat ditemukannya para pekerja yang terinfeksi, masih tutup pada Selasa pagi, kata fotografer Reuters yang berada di lokasi.

Lokasi tersebut diperintahkan menghentikan aktivitasnya pada Minggu dan memperbaiki kondisi yang memungkinkan nyamuk berkembang biak.

Para pakar kesehatan kawasan mengatakan virus Zika diduga tidak semuanya dilaporkan di seluruh kawasan tropis Asia Tenggara karena otoritas kesehatan setempat gagal melakukan penyaringan secukupnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA/REUTERS
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper