Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Maduro Ancam Balas Upaya Kudeta Lebih Keras Dibanding Turki

Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengatakan bahwa aksi pembersihan besar-besaran oleh Presiden Turki Tayyip Erdogan akan tampak seperti permainan anak jika dibandingkan dengan tindakan Caracas terhadap oposisi yang mencoba mengudetanya.
Presiden Venezuela Nicolas Maduro berlatar belakang lukisan Simon Bolivar di Istana Miraflores di Karakas. /REUTERS
Presiden Venezuela Nicolas Maduro berlatar belakang lukisan Simon Bolivar di Istana Miraflores di Karakas. /REUTERS

Kabar24.com, CARACAS - Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengatakan bahwa aksi pembersihan besar-besaran oleh Presiden Turki Tayyip Erdogan akan tampak seperti permainan anak jika dibandingkan dengan tindakan Caracas terhadap oposisi yang mencoba mengudetanya.

"Kalian lihat apa yang terjadi di Turki? Erdogan akan tampak seperti tengah menyusui bayi, dibandingkan dengan apa yang akan kita lakukan sebagai pendukung revolusi Bolivaria, jika kelompok kanan melangkahi batas dengan mencoba kudeta," kata Maduro dalam pidatonya, yang dikutip Reuters.

Usai upaya kudeta militer yang berakhir dengan kegagalan pada pertengahan Juli 2016, Pemerintahan Erdogan menangkap, memecat, dan menyelidiki lebih dari 60.000 orang yang bekerja di berbagai institusi negara, mulai dari angkatan bersenjata, kehakiman, pegawai negeri, dan juga guru.

Pada 2002 mantan Presiden Hugo Chavez (kini almarhum), mentor dan pendahulu Maduro juga sempat lolos dari upaya kudeta oleh kelompok oposisi.

Sejak saat itu, kubu pemerintah yang menamakan diri kelompok revolusioner Bolivaria, yang diambil dari nama tokoh pembebas Amerika Latin Simon Bolivar, selalu menuding oposisi sebagai pihak yang berniat mengambil alih kekuasaan dengan cara paksa.

Namun, Pemerintahan Maduro kini berada di titik terendah akibat anjloknya harga minyak dunia dan kesalahan menerapkan kebijakan ekonomi. Semua faktor itu membuat Venezuela, yang sempat menjadi salah satu negara termakmur di Amerika Latin karena ekspor minyaknya, jatuh ke dalam resesi.

Akibatnya, para penduduk harus bertahan di tengah kelangkaan bahan pangan dasar dan juga obat-obatan. Kubu oposisi berencana untuk menggelar demonstrasi besar pada 1 September 2016 di ibu kota negara Venezuela, Karacas.

Mereka akan kembali menuntut referendum yang bertujuan mempersingkat masa kekuasaan Maduro yang seharusnya berakhir pada 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper