Kabar24.com,JAKARTA - Donald Trump pada Senin (16/8/2016) mengatakan dia bisa bekerja sama dengan negara-negara anggota NATO untuk menumpas para militan ISIS jika dia berhasil menduduki Gedung Putih.
Hal ini berbanding terbalik dengan pernyataan sebelumnya yang mencela anggota persekutuan tersebut.
Dalam sebuah kampanye politik, Trump mengatakan dia akan mengadakan perang militer, cyber, dan keuangan melawan ISIS bersama sejumlah negara meskipun tidak jelas apa yang akan membuat rencana ini berbeda dari perlawanan yang dilakukan oleh pemerintahan Obama.
“Kami juga akan bekerja sama dengan NATO dalam misi ini,” kata Trump yang pada awal musim panas lalu dikecam karena komentarnya terkait NATO, seperti dilansir Reuters, Selasa (16/8/2016).
Trump mengatakan pendekatan baru untuk memerangi terorisme oleh organisasi tersebut telah mengubah pemikirannya dan dia tidak lagi menganggap NATO ketinggalan zaman.
Trump menyerukan untuk menutup akses internet dan media sosial bagi pihak yang berhubungan dengan IS. Namun, dia menolak untuk memerinci strategi militernya karena hal ini akan menjadi keuntungan bagi pihak lawan.
“Kami akan mengalahkan teroris radikal sama seperti kami telah mengalahkan ancaman yang telah dihadapi sebelumnya,” kata Trump sembari menyalahkan rivalnya dari partai Demokrat Hillary Trump dan Presiden Barack Obama sebagai dalang munculnya ISIS.
Dalam pidatonya di Ohio, Trump juga mengatakan dalam implementasi pelarangan sementara umat Muslim untuk memasuki Amerika dia akan menerapkan pemeriksaan ekstrim dan mengembangkan uji screening baru untuk menangkap orang-orang yang bermaksud membahayakan Amerika.
Dia juga berencana meminta Departemen Luar Negeri dan Departemen Keamanan Dalam Negeri untuk mengidentifikasi sejumlah wilayah di dunia yang tetap bermusuhan dengan Amerika di mana screening normal tidak akan cukup untuk menangkap pihak yang bisa menjadi ancaman.