Kabar24.om, JAKARTA - Pemerintah Bangladesh mengungkapkan fakta mengejutkan tentang penembak keji di restoran di kota Dhaka yang menewaskan 28 orang, termasuk pelaku dan polisi pada hari Sabtu (2/7/2016).
Para pelaku disebut berasal dari kalangan terpelajar dan merupakan anak dari orangtua kaya. Bahkan satu di antaranya adalah anak seorang pejabat partai yang berkuasa.
Polisi belum merilis semua nama pelaku, namun dari beberapa nama yang telah dirilis merupakan lulusan universitas, termasuk Nibras Islam 22 tahun, yang pernah mengemban ilmu di Univeristas Monash Australia di Malaysia.
Menurut teman kuliahnya, dia merupakan mahasiswa yang cerdas dan baik.
Lainnya diidentifikasi sebagai Mir Saameh Mubasheer, mahasiswa level A di Scholastica, sebuah sekolah bahasa Inggris elite. Mir Hayat Kabir, ayah Mubasheer mengatakan anaknya telah dicuci otaknya.
Satu lagi adalah Rohan Imtiaz yang juga dikabarkan mahasiswa di Universitas Monash Malaysia setelah meninggalkan Scholastica tempat ibunya mengajar. Ayahnya, Imtiaz Khan Babul, adalah mantan sekretaris urusan pemuda dari partai berkuasa di Dhaka, Liga Awami.
Dua lagi penyerang yang belum teridentifikasi merupakan mahasiswa juga. Hanya satu dari 6 penyerang yang merupakan lulusan madrasah. Lulusan madrasah ini anak seorang buruh yang diidentifikasi sebagai Khairul Islam Payel.
"Mereka semuanya adalah pemuda terpelajar dari universitas ternama di Bangladesh dan berasal dari keluarga yang mampu," kata Menteri Dalam Negeri Asaduzzaman Khan, seperti yang dilansir Indian Express pada, Senin (4/7/2016).
Hal tersebut cukup untuk membuktikan bahwa menjadi teroris bukan hanya karena kurangnya pendidikan dan harta.
Taj Hashmi, seorang Bangladesh yang mengajar studi keamanan di Austin Peay State University di Amerika Serikat, mengatakan sebagian besar teroris dibalik serangan 11 September 2001 di New York, juga berasal dari keluarga kaya.