Kabar24.com, WASHINGTON - Seorang hacker berkebangsaan Rumania yang mengungkapkan adanya server e-mail pribadi yang digunakan oleh Hillary Clinton ketika dia menjabat sebagai sekretaris negara diharapkan mengaku bersalah terkait pelanggaran berupa peretasan.
Hacker tertuduh, Marcel Lazar yang menggunakan nama samaran Guccifer dijadwalkan untuk menghadiri sesi pengakuan bersalah pada sidang di Rabu (25/5/2016) pagi di hadapan Hakim James Cacheries di Pengadilan Negeri AS, Alexandria, Virginia.
Dia didakwa atas beberapa tuduhan termasuk penipuan dialer (wire fraud), akses tidak sah dari komputer yang terlindungi, pencurian identitas, cyberstalking (menguntit melalui dunia maya), dan menghalangi keadilan.
Para petugas dan orang-orang terdekat yang mengentahui investigasi kasus Guccifer- mereka meminta namanya untuk tidak disebutkan di persidangan- mengatakan permohonan Lazar tidak akan memvalidasi klaim yang dia buat dalam sebuah wawancara dengan media baru-baru ini mengenai keberhasilannya meng-hack server email Clinton yang dipasang di rumahnya di Chappaqua, New York.
Clinton menggunakan server e-mail tersebut untuk urusan resmi dan pribadi ketika dia menjabat sebagai Sekretaris Negara.
Sebelumnya, dalam sebuah wawancara dengan NBC News sebelum dia diekstradisi dari Rumania, Lazar mengklaim bahwa server pribadi Clinton layaknya anggrek yang merekah di internet.
Seperti dikutip dari Reuters, Rabu (25/5/2016) dua orang sumber mengatakan bahwa investigasi yang dilakukan oleh Amerika atas Lazar tidak memiliki bukti untuk mendukung klaim yang dibuat oleh sang hacker bahwa dia telah meretas server pribadi Clinton.
Sementara itu, Clinton, penegak hukum, dan pejabat keamanan nasional AS mengatakan tidak ada bukti bahwa Guccifer atau pihak tidak sah lainnya telah meretas server pribadi Clinton.
Namun, salah satu target peretasan Guccifer adalah akun e-mail AOL yang digunakan oleh Sidney Blumenthal, mantan asisten Clinton di Gedung Putih yang juga sekaligus sebagai penasihat tidak resmi.
Blumenthal mengirimkan memo panjang mengenai kebijakan luar negeri yang ditujukan kepada server pribadi Clinton. Publikasi yang dilakukan Guccifer atas pesan-pesan tersebut menyebabkan tereksposnya pengaturan e-mail Clinton.
Sebuah ulasan oleh instansi pemerintah, termasuk dua agen mata-mata, menemukan bahwa puluhan pesan yang bergeral melalui server pribadi Clinton berisi informasi rahasia, termasuk meteri-materi terkait pemerintahan yang kemudian dianggap sebagai rahasia.