Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Antisipasi Komunis Bangkit, Ketimpangan Sosial Ekonomi Dikurangi

Pemerintah mengaku berupaya meningkatkan kesejahteraan rakyat dan mengurangi ketimpangan sosial agar tak ada celah yang dimanfaatkan gerakan komunis untuk berkembang.
Massa yang tergabung dalam Forum Umat Islam, Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia dan MUI Kota Bogor melakukan aksi penolakan terhadap paham komunis PKI di Gedung DPRD Kota Bogor, Jawa Barat/Antara
Massa yang tergabung dalam Forum Umat Islam, Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia dan MUI Kota Bogor melakukan aksi penolakan terhadap paham komunis PKI di Gedung DPRD Kota Bogor, Jawa Barat/Antara

Kabar24.com, JAKARTA--Pemerintah mengaku berupaya meningkatkan kesejahteraan rakyat dan mengurangi ketimpangan sosial agar tak ada celah yang dimanfaatkan gerakan komunis untuk berkembang.

Solusi itu disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla saat menerima Ketua Umum Dewan Pertimbangan Pusat Hidayatullah Nashirul Haq di Kantor Wakil Presiden, Jalan Merdeka Utara, Jakarta Pusat.

"Solusi yang ditawarkan beliau [Wapres Kalla] mensejahterakan rakyat agar ideologi komunis tak ada ruang untuk memanfaatkan adanya kesenjangan sosial ekonomi,"ungkap Nashirul usai pertemuan, Senin(16/5/2016).

Menurut dia, Wapres Kalla menegaskan ideologi komunis bertentangan dengan Undang-undang Dasar 1945 dan Pancasila sehingga pengembangannya harus dicegah.

Dalam pertemuan tersebut, ketua organisasi masyarakat (Ormas) Islam itu juga mengaku menyampaikan keprihatinan para tokoh dan umat Islam atas munculnya indikasi kebangkitan isu ideologi komunis.

Menurut dia, keberanian gerakan komunis menampakkan diri dapat menimbulkan dampak separatisme serta memberi ancaman bagi persatuan dan kesatuan bangsa.

Ketua Dewan Pertimbangan Hidayatullah Hanim Thohari menambahkan pihaknya akan berupaya mencegah perkembangan ideologi yang tidak sesui dengan pondasi bangsa melalui jalur pendidikan.

"Sikap hidayatullah sangat jelas menolak rekonsiliasi, tetapi bahwa Indonesia memaafkan komunisme, memaafkan anak turunnya itu iya, tetapi bukan bentuk rekonsiliasi,"tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lavinda
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper