Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DUGAAN PENIPUAN: Mangkir, Polda Metro Bakal Bawa 'Paksa' Wanita Emas

Penyidik Polda Metro Jaya menerbitkan surat perintah membawa terhadap bakal calon Gubernur DKI Jakarta Hasnaeni yang dikenal sebagai Wanita Emas terkait laporan dugaan perkara penipuan dan penggelapan.
Bakal calon gubernur DKI Jakarta Hasnaeni Moein Wanita Emas saat menyapa awak media sebelum memasuki Gedung BNN di Jakarta, Selasa (12/4/16)/Antara
Bakal calon gubernur DKI Jakarta Hasnaeni Moein Wanita Emas saat menyapa awak media sebelum memasuki Gedung BNN di Jakarta, Selasa (12/4/16)/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Penyidik Polda Metro Jaya menerbitkan surat perintah membawa terhadap bakal calon Gubernur DKI Jakarta Hasnaeni yang dikenal sebagai "Wanita Emas" terkait laporan dugaan perkara penipuan dan penggelapan.

"Pemeriksaan terlapor Hasnaeni, penyidik berniat memeriksa dan telah mengirimkan dua kali surat panggilan namun terlapor tidak hadir," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Krishna Murti saat dihubungi di Jakarta, Rabu (13/4/2016).

Krishna mengatakan penyidik menerbitkan surat perintah membawa karena saksi terlapor Hasnaeni tidak memenuhi dua kali panggilan aparat kepolisian.

Krishna mengungkapkan Saleh mengatasnamakan pelapor Abu Arief M Hasibuan melaporkan Hasnaeni terkait dugaan tindak pidana penipuan dan penggelapan berdasarkan Laporan Polisi Nomor : LP/4336/XI/2014/2014/PMJ/Dit Reskrimum tertanggal 26 November 2014.

Perwira menengah kepolisian itu menjelaskan awalnya Abu Arief sebagai Direktur Utama PT Trikora Cipta Jaya dikenalkan dengan Hasnaeni melalui Arifin Abas Hutasuhut untuk mengurus sanggahan banding proyek pembangunan dua ruas jalan di Jayapura pada akhir Mei 2014.

Arifin Abas membuat surat perjanjian untuk mengurus sanggahan banding yang ditandatangani Abu Arief dan Hasnaeni.

Hasnaeni meminta Abu Arief membayarkan enam unit "Iphone" senilai Rp30 juta dan menyerahkan cek BRI senilai Rp500 juta kepada Hasnaeni.

Selain itu, pelapor juga mentranfer uang Rp200 juta ke kartu kredit terlapor senilai Rp200 juta, membayar belanjaan Rp21 juta dan mengirimkan uang ke rekening atas nama Muslim Mahmud (suami Hasnaeni) sebesar Rp200 juta.

"Alasan korban mengirimkan sejumlah uang karena terlapor (Hasnaeni) menjanjikan akan membantu memenangkan sanggahan banding tender proyek di Kementerian Pekerjaan Umum," ujar Krishna.

Korban yakin dapat memenangkan sanggahan banding itu karena Arifin Abas mengaku kenal pejabat Kementerian Pekerjaan Umum (PU).

Krishna menyatakan Kementerian PU menyimpulkan sanggahan banding yang diajukan dianggap pengaduan karena hingga batas akhir masa sanggah tidak menyampaikan jaminan sanggahan banding asli sehingga sanggahan banding yang diajukan tidak sesuai prosedur dan proses lelang terus berlanjut sesuai ketentuan.

Saat ini proyek pekerjaan pembangunan dua ruas jalan di Jayapura itu sudah selesai dikerjakan oleh perusahaan pemenang tender.

Penyidik telah memeriksa tujuh orang saksi, sedangkan saksi Arifin Abas Hutasuhut telah meninggal dunia sesuai surat keterangan yang diserahkan pihak keluarga.

Sementara itu, suami Hasnaeni Muslim Mahmud telah dilayangkan surat panggilan dua kali namun berhalangan hadir karena sakit Stroke dan tidak diketahui keberadaannya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper