Kabar24.com, JAKARTA -- Polri siap menurunkan personelnya untuk membantu pembebasan 10 warga negara Indonesia yang disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina.
"Kami pokoknya siap kalau suatu waktu diminta bantuan menerjunkan Tim Densus dan Brimob untuk pembebasan itu," kata Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Pol. Anton Charliyan, Selasa (29/3/2016).
Anton mengatakan hingga kini Polri terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk menelusuri keberadaan para WNI. Selain itu, pihaknya juga sedang membuka jalur diplomasi dengan Interpol di sana.
"Saya belum tahu kebijakan pemerintah terkait itu, kami pun saat ini secara diplomatik berkoordinasi dengan Interpol," katanya.
Kementerian Luar Negeri RI, Selasa (29/3), telah mengonfirmasi pembajakan dua kapal Indonesia, yakni kapal tunda Brahma 12 dan kapal tongkang Anand 12. Pembajakan yang diduga dilakukan oleh kelompok Abu Sayyaf di Filipina itu terjadi pada hari Senin (28/3).
“Kami telah menerima informasi awal dari sejumlah pihak mengenai adanya dua kapal berbendera Indonesia yang dibajak dan 10 WNI awak kapal telah disandera di perairan Filipina,” kata Juru bicara Kemenlu RI, Arrmanantha Nasir, melalui pesan singkatnya Selasa (29/3) seperti dikutip setkab.go.id.
Kapal Brahma 12, kata Arrmanantha, sudah dilepaskan dan saat ini sudah di tangan otoritas Filipina. Sementara itu, kapal Anand 12 dan 10 awak WNI masih disandera kelompok yang mengklaim dari Abu Sayyaf.