Kabar24.com,SEMARANG - Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Corinne Breuz berkomitmen membantu Jawa Tengah dalam mewujudkan kota hijau (eco district).
Apalagi, sebelumnya Prancis sudah mendanai berbagai studi kelayakan di bidang lingkungan hidup, khususnya di Kota Semarang.
“Niat utama kami ke Jawa Tengah karena tertarik dengan berbagai proyek yang kita menyebutnya kota hijau. Kebetulan Perancis ikut mendanai berbagai studi kelayakan, termasuk di Kota Semarang,” tuturnya dalam laman Pemprov Jateng, Kamis (10/3/2016).
Pihaknya sengaja datang bersama wakil dari Kementerian Lingkungan Hidup, Badan Lingkungan Hidup dan Efisiensi Energi serta tiga perusahaan swasta yang bergerak di bidang lingkungan hidup.
Dia menyampaikan, tingginya masalah lingkungan yang dihadapi Pemerintah Kota Semarang, seperti banjir, rob dan penurunan tanah, menambah ketertarikan Perancis untuk membantu mencarikan solusi.
Bahkan, pemerintah Perancis sudah berbicara dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, serta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) untuk mengembangkan proyek lingkungan hidup di Semarang.
“Perancis siap menyumbang pengalaman, baik di tingkat pemerintahan maupun swasta,” ujarnya.
Wakil Gubernur Heru Sudjatmoko menyambut baik tawaran kerja sama itu dan berharap bisa tetap terus terjalin. Terlebih, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memiliki komitmen yang kuat, agar semua kabupaten/ kota di Jawa Tengah bisa menjadi daerah yang ramah lingkungan.
“Secara prinsip, kita sudah sepaham. Tinggal menyampaikan detail teknisnya,” katanya singkat.
Untuk menanggulangi rob, banjir, dan penurunan tanah di Kota Semarang, lanjut Heru, pemerintah sudah melakukan berbagai cara. Antara lain, membangun Waduk Jatibarang, yang fungsinya selain sebagai tangkapan air, juga sebagai sumber air baku dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PTMH).
Di samping itu, membangun embung di kawasan Universitas Diponegoro (Undip) Tembalang, membangun polder, melakukan penanaman pohon melalui program Menanam 1 Miliar Pohon, dan menerbitkan regulasi mengenai izin pengambilan air tanah. Namun diakui Heru, upaya yang dilakukan pemerintah berpacu dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang cepat.
Asisten Ekonomi Pembangunan Sekda Provinsi Jawa Tengah, Djoko Sutrisno menambahkan, banyaknya sampah yang dihasilkan di Kota Semarang juga menyumbang persoalan lingkungan.
Kerja sama untuk pengolahan sampah organik memang sudah ada. Tetapi, belum untuk sampah anorganik.
“Produksi sampah di Kota semarang mencapai 500 ton per hari. Sudah ada kerja sama untuk pengolahan sampah organik. Tapi yang anorganik belum. Mungkin Perancis bisa membantu,” tuturnya.