Bisnis.com, PALEMBANG – PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Palembang menyatakan uap dari pabrik perusahaan bukan menjadi penyebab tertutupnya proses gerhana matahari total (GMT) di Kota Palembang.
Sekretaris Perusahaan PT Pusri Palembang M. Zain Ismed mengatakan pihaknya sudah menjelaskan kepada pemerintah daerah sebelum kegiatan pengamatan GMT yang berpusat di Jembatan Ampera itu.
“Tertutup itu kan karena awan, dan itu [dari pabrik Pusri] bukan asap tetapi uap, tadi ada yang naik tongkang mendekati PT Pusri malah terang,” katanya saat dihubungi Bisnis, Rabu (9/3/2016).
Menurut dia, himbauan pemda maupun masyarakat umum supaya Pusri setop produksi pada saat GMT berlangsung tidak mungkin dilaksanakan.
Pasalnya, kata dia, produsen pupuk pelat merah itu harus menanggung biaya terlalu besar jika pabrik berhenti operasi.
“Setop itu biayanya besar bisa Rp20 miliar karena kami kan harus tetap bayar gas alam yang dipakai untuk pabrik,” ujarnya.
Ismed melanjutkan opsi setop operasional itu sulit dilakukan karena perusahaan melakukan usaha yang berkaitan dengan kepentingan nasional.
“Tidak mungkin setop apalagi [petani] sekarang butuh pasokan pupuk karena sedang masa tanam,” katanya.
PALEMBANG – PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Palembang menyatakan uap dari pabrik perusahaan bukan menjadi penyebab tertutupnya proses gerhana matahari total (GMT) di Kota Palembang.
Sekretaris Perusahaan PT Pusri Palembang M. Zain Ismed mengatakan pihaknya sudah menjelaskan kepada pemerintah daerah sebelum kegiatan pengamatan GMT yang berpusat di Jembatan Ampera itu.
“Tertutup itu kan karena awan, dan itu [dari pabrik Pusri] bukan asap tetapi uap, tadi ada yang naik tongkang mendekati PT Pusri malah terang,” katanya saat dihubungi Bisnis, Rabu (9/3).
Menurut dia, himbauan pemda maupun masyarakat umum supaya Pusri setop produksi pada saat GMT berlangsung tidak mungkin dilaksanakan.
Pasalnya, kata dia, produsen pupuk pelat merah itu harus menanggung biaya terlalu besar jika pabrik berhenti operasi.
“Setop itu biayanya besar bisa Rp20 miliar karena kami kan harus tetap bayar gas alam yang dipakai untuk pabrik,” ujarnya.
Ismed melanjutkan opsi setop operasional itu sulit dilakukan karena perusahaan melakukan usaha yang berkaitan dengan kepentingan nasional.
“Tidak mungkin setop apalagi [petani] sekarang butuh pasokan pupuk karena sedang masa tanam,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google
News dan WA Channel