Bisnis.com, SURABAYA -Teknologi mikroskop 3D yang dimiliki Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Surabaya diklaim bisa menekan biaya operasi.
Dekan Fakultas Kedokteran Unair Sutoyo mengatakan teknologi tersebut merupakan yang pertama di Indonesia dan saat ini baru digunakan dalam praktik pendidikan kedokteran.
"Dengan mikroskop ini operasi lebih cepat, kalau lebih cepat kan bisa kurangi biaya. Semakin cepat semakin baik," ucapnya, di Surabaya, Selasa (8/3/2016).
Mikroskop 3D tersebut diklaim bisa menghasilkan tambilan gambar persis seperti aslinya. Dengan begini diharapkan dokter bisa mendapat gambaran lebih nyata atas kondisi pasien.
Teknologi yang dimiliki mikroskop itu diharapkan bisa memperkecil potensi kerusakan organ di sekitar objek bedah. Ini disebabkan alatnya bisa menjangkau bagian yang sangat mikro.
Mikroskop 3D diperkenalkan dalam acara workshop Asian Congress of Neurological Surgeons (ACNS) 2016 di Kampus A Unair. Acara ini dihadiri para ahli bedah syaraf Eropa dan Asia.
Presiden ACNS Abdul Hafid Bajamal mengatakan mikroskop tersebut digunakan oleh Fakultas Kedokteran Unair sejak sekitar setahun terakhir. "Kalau perawatannya bagus yang bisa beroperasi terus," ucapnya.
Menurut dia, dengan bantuan teknologi yang mutakhir, kualitas dokter di Indonesia sama sekali tidak kalah dibandingkan dengan dokter di luar negeri.
Berbekal pengalamannya, dokter di Tanah Air diyakini Abdul mampu melakukan bedah tumor dalam waktu yang lebih pendek. Asalkan, tersedia teknologi yang mendukung untuk itu.
