Kabar24.com, PONTIANAK – Pemerintah Kota Pontianak bakal membawa hasil kajian dari perusahaan air minum Oasen berbasis di Belanda, yang menyimpulkan Sungai Jawi layak sebagai bahan baku air ke Kementerian Pekerjaan Umum.
Wali Kota Pontianak Sutardmidji mengatakan, Oasen bersama Wageningen University Netherlands telah meneliti air Sungai Jawi untuk tahap awal sepanjang 6 Kilometer selama 4 bulan ini.
“Saya sendiri yang akan langsung menghadap Dirjen (Sumber Daya Air Kementerian PU) membawa kajian Oasen. Mereka (Oasen) menyatakan layak sebagai bahan baku alternatif air karena pada musim kemarau air asin,” kata Sutarmdiji kepada Bisnis.com, Jumat (26/2/2016).
Pasalnya, kata Sutarmidji, dengan hasil penelitian tersebut merupakan modal penting bagi pemkot untuk mengusulkan pembangunan waduk berlokasi di antara Sungai Kakap-Sungai Jawi kepada Kementerian PU.
Menurutnya, dengan dibangun waduk diharapkan memudahkan PDAM Tirta Khatulistiwa mengolah air Sungai Jawi menjadi bahan baku termasuk dengan mencegah limbah industri dan sampah rumah tangga masuk ke lokasi pengolahan air tersebut.
“Saya sudah lihat langsung air di sana jernih, kalau dibikin waduk cocok karena bukan termasuk berada di lahan gambut tapi tanah liat dan masih banyak pohon. Kalau terwujud bahan baku cadangan, bisa menghasilkan 60 hingga 100 liter detik per hari,” tuturnya.
Director Customer and Overseas Oasen Jeroen Schmaal mengatakan, pembangunan waduk menjadi sangat penting untuk merealisasikan Sungai Jawi sebagai bahan baku alternatif jika musim kemarau tiba melanda Pontianak.
“Kami sarankan nanti bangun waduk dimulai dari kelayakan studi, pengerukan dasar sungai hingga tender. Sungai ini bisa menjadi bahan baku PDAM, asalkan dengan catatan sampah dan limbah tidak boleh masuk ke dalam sungai,” tuturnya.
Menurutnya, Negeri Kincir Angin tersebut begitu serius ingin membenahi pasokan air bersih bahan baku Sungai Jawi sejak 2011 dengan melibatkan 2 peneliti dari Wageningen University yang memang fokus pada kajian ilmu lingkungan urbanisasi.
Direktur Teknik PDAM Tirta Khatulistiwa Lajito mengutarakan, Kalbar masih defisit produksi air hingga April 2016 ini sebanyak 150 liter per detik per hari. Namun, pada bulan tersebut, PDAM Tirta Khatulistiwa dipastikan memperoleh bantuan dari Kementerian PU berupa satu paket instalasi pipa (Ipal) untuk kapasitas produksi air mencapai 300 liter detik sehingga Pontianak akan surplus 150 liter detik per hari.
“Saat ini kapasitas produksi baru 1.450 liter per detik per hari berarti kalau bertambah lagi menjadi 1.750 liter per detik per hari. Kami akan konsentrasi dulu mensuplai air bagi warga Kota Pontianak,” ucapnya.