Bisnis.com, RIYADH - Arab Saudi pada Selasa mendesak warga negaranya di Lebanon untuk meninggalkan negara itu setelah Riyadh menghentikan program senilai 3 miliar dolar AS mendanai pasokan militer kepada Beirut sebagai tanggapan atas sikap-sikap "bermusuhan" terkait dengan Hizbullah.
Kementerian Luar Negeri Arab Saudi mengeluarkan pernyataan yang menyerukan "semua warga negara jangan pergi ke Lebanon demi keselamatan mereka, dan meminta warga negara yang tinggal di Lebanon atau mengunjungi untuk tidak tinggal kecuali sangat perlu," demikian kantor berita resmi SPA.
Mengumumkan penghentian bantuan itu pada Jumat, seorang pejabat mengatakan bahwa kerajaan itu telah mencatat "sikap-ssikap Lebanon yang bermusuhan akibat kehadiran Hizbullah di negara itu." Riyadh membuat "satu kajian komprehensif atas hubungannya dengan Republik Lebanon", kata pejabat yang tak disebutkan namanya itu, seperti dikutip SPA.
Para pemimpin Hizbullah yang dituduh dan berkedudukaan di Lebanon dijatuhi sanksi oleh Arab Saudi.
Kelompok militan penganut Syiah itu bertempur untuk mendukung rezim Suriah dan disokong oleh Iran, rival regional Arab Saudi.
Riyadh memutus hubungan diplomatik dengan Teheran bulan lalu setelah para pengunjuk rasa menyerbu kedutaan dan konsulatnya menyusul eksekusi seorang ulama Syiah oleh Saudi.
Arab Saudi Desak Warganya Tinggalkan Lebanon
Arab Saudi pada Selasa (24/2/2016) mendesak warga negaranya di Lebanon untuk meninggalkan negara itu setelah Riyadh menghentikan program senilai US$3 miliar mendanai pasokan militer kepada Beirut sebagai tanggapan atas sikap-sikap bermusuhan terkait dengan Hizbullah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
2 jam yang lalu
Target Harga dan Prospek PGAS Jelang 2025
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
45 menit yang lalu
Pengamat: Polisi Pungli di DWP Harus Dipecat dan Dipidana!
1 jam yang lalu