Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

30% Anak di Riau Kekurangan Gizi

Himpunan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Indonesia menyatakan dari hasil penelitian yang dilakukan timnya bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan Riau terungkap masih ada sepertiga 30% anak-anak di Riau masih kekurangan gizi dan menghadapi permasalahan dengan nutrisi makanan.
Anak kurang gizi   ilustrasi/wfp.org
Anak kurang gizi ilustrasi/wfp.org

Bisnis.com, PEKANBARU-Himpunan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Indonesia menyatakan dari hasil penelitian yang dilakukan timnya bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan Riau terungkap masih ada sepertiga 30% anak-anak di Riau masih kekurangan gizi dan menghadapi permasalahan dengan nutrisi makanan.

Ketua Himpunan PAUD Indonesia Netti Herawati mengatakan anak Riau yang mengalami kekurangan gizi kurang bukan hanya dialami anak-anak dari keluarga miskin di pedesaan, namun juga anak-anak di perkotaan.

“Anak-anakRiau yang mengalami masalah gizi bukan hanya dari kapangan kurang mampu dankurang terpelajar. Melainkan juga berada di kalangan mampu dan terpelajar,” ujarnya pada Seminar Ilmiah Populer untuk mendukung peningkatan kesadaran dan kepedulian masyarakat akan gizi seimbang serta pentingnya kerja sama multi pihak mengatasi berbagai permasalahan gizi di Indonesia yang digelar PERGIZI PANGAN Indonesia dan PT Sarihusada Generasi Mahardhika (Sarihusada), bekerja sama dengan DPD Persagi Riau, 20/2/16).

Netti mengatakan kondisi tersebut membuktikan, masalah gizi pada anak disebabkan karena perilaku dan kurangnya pemahamanakan asupan gizi pada pola makanan. Untuk itu, perlu ada kolaborasi antara dinas kesehatan dan dinas pendidikan dalam memberikan pemahaman untuk mengubah perilaku paraorangtua akan asupan makanan yang bernilai gizi tinggi. Yaitu dari proteinhewani maupun nabati yang berasal dari sayuran. 

Ketua Umum PERGIZI PANGAN Indonesia Hardinsyah menambahkan saat ini Indonesia menghadapi masalah gizi ganda. Yaitu kekurangan dan kelebihan gizi yang salah satu penyebab utamanya adalah rendahnya kesadaran masyarakatakan gizi seimbang. 


Menurutnya, 93,5% penduduk Indonesia berusia lebih dari 10 tahun menghadapi permasalahan kekurangan konsumsi sayur dan buah. Adapun konsumsi pangan hewani pada ikan,telur dan susu pada masyarakat di Indonesia masih di bawah rata-rata konsumsipangan hewani masyarakat di ASEAN.

Provinsi Riau sendiri mencatat prevalensi penduduk berusia lebihdari 10 tahun yang berperilaku kurang konsumsi sayur dan buah mencapai 98,9% atau hampir seluruh penduduk. 

Corporate Affairs Head Sarihusada, Arif Mujahidin mengatakanbahwa seminar ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Gizi Nasional2016, yang Januari lalu diawali dengan Karnaval Ayo Melek Gizi di Jakarta dan Yogyakarta. Rangkaian kegiatanperingatan juga didukung oleh kompetisi digital yang terbuka bagi seluruhlapisan masyarakat, terdiri dari lomba video singkat, lomba pesan gizi ditwitter, dan lomba foto kegiatan Hari Gizi Nasional di Facebook yang akan berakhir pada akhirFebruari ini. 

“Sarihusada terus berkomitmenuntuk mendukung berbagaikerjasama dalam bidang gizi, termasuk untuk menyebarluaskan pengetahuan dan edukasi mengenai gizi kepada masyarakat luas, seperti yang ingin dicapaimelalui Seminar ini,” terangnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper