Bisnis.com, JAKARTA – Salah satu kunci keberhasilan dalam memperoleh beasiswa adalah mampu menulis esai dengan baik. Hal ini masih menjadi parameter penting yang selalu dipakai oleh perguruan tinggi ternama dan lembaga pemberi beasiswa di luar negeri untuk mengukur kualitas calon mahasiswa.
Lantas, bagaimana cara menulis esai yang baik? Chairman The Indonesian Scholarship and Research Support Foundation (ISRSF) Jeffrey A. Winters memberikan tiga tips yang dinilai paling esensial.
‘Ada tiga kunci, yakni tulislah esai dengan penuh passion, jangan menulis esai seperti sedang menulis novel, jelaskan ide-ide secara gamblang sejak dari paragraph pertama,” katanya, baru-baru ini.
Winters memerinci, esai yang bagus tidak bertele-tele. Dia mengkritisi, banyak penulis yang justru membuka esainya dengan aneka latar belakang lalu menyampaikan kesimpulan di bagian akhir tulisan. Hal ini dianggapnya tidak efektif dan berpeluang membuat esai tidak dilirik pemberi beasiswa.
“Sampaikan ide utama di awal esai, sekalipun mungkin pembaca belum tentu langsung memahaminya. Penjelasan gagasan tersebut masih bisa dilakukan di paragraph kedua dan selanjutnya. Jadi give the best shot on page one,” jelasnya.
Selain itu, dia juga mengingatkan bahwa penulis esai yang baik harus mampu mengantisipasi pertanyaan yang bakal muncul di kepala si pembaca. Pembaca esai adalah pembaca yang skeptis. Sedangkan tujuan menulis esai adalah untuk mempengaruhi atau mempersuasi pembaca yang skeptis.
“Selalu ingat untuk siapa Anda menulis. Antisipasilah pertanyaan yang muncul di pikiran mereka, lalu jawablah secara sistematis dalam tulisan yang dibuat,” katanya.
Poin terakhir, tetapi tak kalah penting, adalah soal plagiarisme. Winters berujar poin ini masih menjadi kelemahan banyak mahasiswa calon penerima beasiswa dari Indonesia.
Dia mengingatkan, penulis esai harus mencantumkan sumber yang dikutipnya dengan menggunakan tanda kutip. Jika melakukan plagirisme, kendati dalam porsi kecil, akan mengurangi nilai esai tersebut dan berpotensi mendatangkan masalah di kemudian hari.
“Mengambil sesuatu, ide atau kalimat orang lain itu namanya cheating. Sekecil apapun kalimat atau paragraph yang dikutip, harus tetap diberi tanda kutip, sekalipun itu hanya dua kata. Jika tidak mengambil kalimatnya tetapi pakai ide orang lain, beritahukan dari mana sumbernya.”