Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

JK: Yusril Bukan Natsir Muda

Bagi Wakil Presiden Jusuf Kalla, sosok Yusril Ihza Mahendra yang kerap disebut-sebut sebagai Mohammad Natsir muda memiliki kapasitasnya sendiri sehingga tidak perlu dibandingkan dengan tokoh Masyumi yang berperan dalam pembentukan konstitusi Indonesia tersebut
Wapres Jusuf Kalla. / Antara
Wapres Jusuf Kalla. / Antara

Bisnis.com, JAKARTA— Bagi Wakil Presiden Jusuf Kalla, sosok Yusril Ihza Mahendra yang kerap disebut-sebut sebagai “Mohammad Natsir muda” memiliki kapasitasnya sendiri sehingga tidak perlu dibandingkan dengan tokoh Masyumi yang berperan dalam pembentukan konstitusi Indonesia tersebut.

“Saya tidak setuju beliau disebut Natsir muda, karena tidak ada follower bisa menang. Bahwa Pak Natsir menjadi guru yang mempengaruhi pemikiran-pemikiran itu boleh, tetapi jangan disebut Natsir kedua. Yusril adalah Yusril, Natsir adalah Natsir,” ujarnya ketika memberikan sambutan dalam acara Syukuran dan Peluncuran Ensiklopedi Pemikiran Yusril Ihza Mahendra, Sabtu (6/2/2016).

Peluncuran ensikplodi  tersebut juga turut dihadiri sejumlah pejabat, di antaranya Ketua Komnas HAM Hafid Abbas, Ketua MPR Zulkifli Hasan, dan tiga orang mantan Ketua MK yakni Jimly Asshidique, Mahfud MD, dan Hamdan Zoelva.

Kalla juga mengatakan sosok Yusril yang menjabat sebagai Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) merupakan perpaduan antara sosok pemikir, birokrat, sekaligus pakar hukum yang telah berkontribusi secara nyata bagi negara, sehingga pemikirannya perlu dibukukan ke dalam bentuk sebuah ensiklopedia.

“Pemikiran itu harus menjadi bagian yang diwariskan kepada generasi selanjutnya. Dan bagi pemikir,pejabat, usia 60 merupakan sebuah kematangan, danakhir dari pengabdian bagi negara, tetapi beliau (Yusril Ihza Mahendra)  meneruskannya dengan menjadi pejabat lain, menjadi lawyer, karena beliau memiliki banyak keahlian,” ujarnya

Menurutnya, hubungan baik yang terjalin antara dirinya dengan Yusril telah berlangsung sejak lama. Keduanya sama-sama sempat menjadi birokrat saat masa pemerintahan Gusdur, dengan JK sebagai menteri perdagangan dan Yusril menjadi menteri kehakiman saat itu.

“Sebagai birokrat, waktu Gusdur jadi Presiden, saya menteri perdagangan, beliau menteri kehakiman. Saya dipecat duluan 6 bulan, Yusril 1 tahun, padahal waktu itu Yusril salah satu yang mendukung Gusdur, tetapi pada akhirnya dipecat juga,” ujarnya setengah bercanda.

Hubungan baik keduanya berlanjut saat masa pemerintahan SBY-JK. Saat itu, Yusril menjabat sebagai menteri sekretaris negara yang mengawasi segala peraturan dan keputusan presiden. Selain itu, Yusril juga menjadi sosok konseptor pidato presiden kala itu.

“Sekarang beliau menjadi pengacara, dan kami masih berhubungan baik. Ketika Yusril terkena masalah hukum, dia seperti tukang cukur yang tidak bisa mencukur dirinya sendiri. Makanya saya mengajukan diri menjadi saksi, hasilnya dalam 3 jam sudah SP3. Jadi kita gantian [saling membantu],” ujarnya yang  disambut gelak tawa hadirin. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper