Kabar24.com, JAKARTA - Beberapa spesies rayap mampu membangun sarang yang menjulang tinggi bak menara di atas permukaan tanah.
Ratusan struktur tinggi sarang rayap itu bisa ditemukan di sabana Afrika, Amerika Selatan, padang rumput Australia, dan sabana di Papua.
Bangunan itu tidak hanya menjadi rumah dan benteng bagi koloni rayap, juga membantu ekosistem di sekitarnya untuk bertahan dalam masa kekeringan.
Para peneliti dari Universitas Princeton, Amerika Serikat, menyatakan sarang rayap ibarat oasis di padang gurun.
Dalam laporan riset yang dimuat dalam jurnal Science, para peneliti menyebut, tanaman yang tumbuh di sekitar sarang rayap bisa bertahan hidup lebih lama pada musim panas yang panjang dan kering.
Sarang rayap menjadi indikator kesuburan tanah dan cadangan air di daerah kering.
Gundukan sarang rayap menjadi pertahanan potensial untuk menghadapi perubahan iklim dan mencegah tanah menjadi lebih tandus.
Corina Tarnita, peneliti dan asisten profesor ekologi dan biologi evolusi di Princeton University, mengatakan proses penggurunan tidak terlalu mempengaruhi habitat di sekitar sarang rayap.
"Ketika proses penggurunan mulai terjadi, vegetasi di atas atau sekitar sarang tetap hidup dan menyebarkan benihnya di lingkungan sekitar," ucap Tarnita.
Kesehatan
Keberadaan sarang rayap berperan penting bagi kesehatan dan ketahanan berbagai ekosistem. Sarang rayap yang tingginya bisa mencapai lebih dari 5 meter itu menjadi petunjuk adanya cadangan air dan lingkungan nyaman yang dibutuhkan organisme lain.
Sarang-sarang yang bisa berisi puluhan juta rayap itu muncul di gurun, hutan hujan tropis dan subtropis, dataran hangat, hingga taman-taman lokal.
Banyak orang yang menganggap rayap sebagai hama perusak yang bisa menghancurkan rumah atau perabot kayu. Padahal, hanya sedikit dari sekitar 3.000 spesies rayap yang menjadi hama bagi manusia. Sebagian besar spesies rayap justru masuk kategori penjaga ekosistem.
Rayap menghabiskan hidupnya dengan bekerja di bawah tanah, membangun sarang tinggi untuk koloninya.
"Mereka ibarat insinyur struktur tanah yang sangat ahli," kata David Bignell, ahli rayap dan zoologi di Queen Mary University, London.
Bangun Sarang
Rayap membangun sarang dengan menggali lubang serupa pori-pori kecil di tanah. Akibatnya, air bisa meresap lebih jauh ke dalam tanah sehingga tidak menguap.
Di dalam sarang, rayap mencampur partikel pasir, batu, dan tanah liat dengan material organik, seperti sampah daun dan serpihan eksoskeleton atau sisa organisme lain. Campuran itu membuat tanah menjadi lebih subur dan resistan terhadap erosi.
Kotoran dan cairan ekskresi rayap juga memperkuat struktur bangunan tanah, sehingga mencegah erosi. Mereka juga membiakkan sejenis jamur untuk dikonsumsi.
Bakteri dalam sistem pencernaan rayap bisa mengubah nitrogen, mengekstraksi elemen vital dari udara, lalu mengubahnya menjadi sejenis pupuk. Hal ini sangat menguntungkan bagi koloni rayap.
"Rayap sangat baik untuk kesuburan tanah," kata Bignell.
Saat membangun dan merawat sarang, rayap bisa memindahkan sejumlah besar tanah. Sarang rayap membuat struktur tanah di sekitarnya bisa menahan air dan menyediakan nutrisi untuk tanaman.
"Mereka meningkatkan produktivitas sistem sekaligus menjaganya tetap stabil dan tahan lama," kata Robert Pringle, ahli ekologi dan peneliti rayap dari Princeton.