Kabar24.com, JAKARTA – Pelaksanaan program Pendekatan bentang alam telah berhasil membantu menjaga kelestarian hampir setengah juta hektar lahan yang bernilai konservasi tinggi di Sumatera Utara.
Program itu dilaksanakan oleh Conservation International Indonesia (CI) dengan dukungan dari the United States Agency for International Development (USAID) dan the Walton Family Foundation di Batang Gadis, Batang Toru, dan Angkola, Sumatra Utara. Upaya itu turut menyumbang pada keberhasilan pengurangan emisi karbon sebanyak 4,6 juta metric ton.Hal tersebut diungkapkan dalam acara yang diselenggarkan oleh Conservation International (CI) di Hotel Century Park, Rabu (27/1/2016).
“Lima tahun yang lalu USAID dan Walton Family Foundation sedang mencari pendekatan baru untuk menyelaraskan pembangunan ekonomi dan pengelolaan hutan berkelanjutan di Indonesia. Melalui Program Sustainable Lanscape Partnership (SLP) kami mampu bergerak lebih dekat ke tujuan ini. SLP menunjukkan kepada kita bahwa ketika masyarakat, bisnis dan pemerintah bekerja bersama-sama, solusi untuk tantangan yang sulit menjadi lebih dapat dicapai,” kata John Hansen, USAID Environmental Office Director, dalam rilisnya yang diterima Rabu (26/1/2016).
Pendekatan bentang alam, katanya, merupakan pendekatan terbaik untuk sebuah pembangunan berkelanjutan karena lingkungan yang sehat merupakan komponen dasarnya. Melalui sejumlah kegiatan yang dilakukan program SLP, untuk menjaga bentang alam yang sehat, mendukung tata kelola efektif, dan sistem produksi berkelanjutan. “Saya optimis pendekatan ini dapat menjadi model untuk dapat diterapkan di wilayah Indonesia,” kata Direktur Inventaris dan Pemantauan Sumberdaya Alam Hutan, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Ruandha Agung Sugardiman.
Untuk menunjukkan potensi dari pendekatan terpadu, kata Vice President Conservation International Indonesia, Ketut Sarjana Putra, CI telah merintis Kemitraan Bentang Alam Berkelanjutan di Indonesia dan kemudian diikuti oleh Peru.
Kemitraan Bentang Alam Berkelanjutan adalah sebuah inisiatif bentang alam yang terintegrasi, yang bekerjasama antara pemerintah lokal, komunitas, bisnis, dan LSM untuk merancang dan membuat inovasi, solusi berskala bentang alam terhadap tantangan-tantangan yang ada yang disebabkan oleh tekanan manusia terhadap sumber daya alam.
Conservation International membangun program SLP di Indonesia melalui intervensi konservasi sumber daya alam, pembangunan produksi berkelanjutan, peningkatan tata kelola dan partisipasi pihak-pihak yang berkepentingan, dan pendanaan berkelanjutan yang dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya untuk kehidupan masyarakat.
Di Indonesia, bentang alam termasuk Daerah Aliran Sungai (DAS), kawasan lindung, hutan produksi, taman nasional, lahan pertanian, dan desa serta kota di mana kawasan tersebut adalah jalur pembangunan berkelanjutan yang melindungi makanan, air bersih dan mata pencaharian dengan memperhitungkan modal alam dalam kesejahteraan manusia jangka panjang.
Tahap kedua, akan didanai oleh WFF untuk melaksanakan program SLP di Provinsi Sumatera dan Provinsi Papua Barat.