Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bermodalkan Semangat, Kapolsek Menteng dan Anggotanya Lumpuhkan Dua Pelaku Teror

Bermodalkan Semangat, Kapolsek Menteng dan Anggotanya Lumpuhkan Dua Pelaku Teror
Seorang pria diduga teroris memegang pistol, disaksikan warga yang panik, di sekitar kawasan Sarinah, Jakarta, Kamis (14/1)./Reuters-Veri Sanovri
Seorang pria diduga teroris memegang pistol, disaksikan warga yang panik, di sekitar kawasan Sarinah, Jakarta, Kamis (14/1)./Reuters-Veri Sanovri

Kabar24.com, JAKARTA -- Kepala Polisi Sektor Menteng Ajun Komisaris Besar Dedi Tabrani berada di kantornya di Polsek Menteng saat mendengar ada bom di Jalan M.H. Thamrin pada Kamis, 14 Januari 2016. Dengan senjata seadanya, ia bergegas membawa anak buahnya ke lokasi. Hanya butuh lima menit untuk tiba di sana.

Pukul 10.50 WIB ia sampai. Dilihatnya pos polisi depan Sarinah sudah hancur. Tiga mayat tergeletak bersimbah darah. Terdengar suara tembakan sahut-menyahut. Selama satu menit ia mengawasi. Setelah menganalisa arah tembakan,dia mulai mencari celah untuk menyerang.

Setelah beberapa lama, Dedi memastikan satu tembakan brutal  berasal dari Starbuck. “Tembakannya acak,” kata Dedi. Tak lama, tiba-tiba ada seseorang keluar dari dalam kafe asal Amerika itu. Ia berjalan santai ke mobil pajero hitam milik polisi. Dari sakunya, ia melempar granat. “Siap mati ini orang,” ujar Dedi.

Dedi berkoordinasi dengan pimpinan-pimpinan polisi lainnya. Timnya hanya membawa empat pistol revolver dan dua pistol glock. Tak ada senjata laras panjang. “Kita serang dengan senjata apa adanya sambil menunggu bantuan,” kata dia.

Baku tembak terjadi hampir 15 menit. Belum ada tanda-tanda pelaku menyerahkan diri. “Mereka terkoordinir dengan baik,” kata Dedi. Akhirnya, polisi menemukan celah. Dari samping Starbuck, posisi tak terpantau musuh. Empat orang polisi masuk melalui pintu itu. Tembakan ke arah musuh kembali dilayangkan.

Sadar kedatangan lawan, teroris sigap melempar granat. Polisi mundur. Granat menghantam aspal. Polisi maju lagi, lalu dor..dor..dor.. Dua mayat tergeletak di halaman Starbucks.

Usai melumpuhkan musuh, Dedi baru menyadari. Dirinya melawan tanpa perlindungan yang memadai. “Saat melakukan, kita semangat. Nggak mikir,” katanya.

Dalam serangan itu, lima pelaku tewas. Tiga di antaranya diduga tewas akibat bom bunuh diri. Tragedi itu juga menewaskan dua warga sipil dan melukai 17 orang lainnya. Dari 17 korban tersebut, 5 di antaranya adalah anggota polisi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Tempo.co

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper