Bisnis.com, JAKARTA— Irak mengutus menteri luar negerinya ke Taheran untuk membantu memediasi konflik antara Arab Saudi dengan Iran karena khawatir perseteruan itu akan mempersulit upaya negara itu menghadapi milisi negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Arab Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran setelah warga Iran melakukan aksi demo dan membakar Kedutaan Besar Arab Saudi di Taheran. Pemicu aksi demo itu adalah akibat pemerintah Arab Saudi mengeksekusi tokoh Syiah Iran, Nimr al-Nimr yang disebut melakukan kegiatan teror di negara kaya minyak bumi tersebut.
Pemerintah Irak yang didominasi kelompok syiah saat ini terus berupaya merebut kembali wilayahnya yang dikuasai milisi ISIS. Sejauh ini ISIS berhasil menguasai beberapa wilayah yang banyak dihuni oleh kelompok Islam Suni sehingga Irak memerlukan konsentrasi untuk menghadapi konflik sektarian itu.
Untuk itu, Perdana Menteri Irak Haidar al-Abadi mengirim Menlu Ibrahim al-Jaafari untuk bertemuan dengan Menlu Iran Mohammad Javad Zarif. Dalam keterangan pers bersama Jaafari mengatakan perseteruan itu akan menimbulkan dampak luas secara regional.
"Kami punya hubungan yang solid dengan Republik Islam Iran dan kami juga punya hubungan yang baik dengan Arab Saudi sehingga kami tidak bisa diam dalam kasus ini,” ujar Jaafari sebagaimana dikutip Reuters, Kamis (7/1/2016).
Kendati demikian, belum ada tanggapan dari Arab Saudi terkait tawaran Irak untuk menjadi mediator tersebut .