Kabar24.com, MANADO—Jumlah penduduk miskin di Sulawesi Utara hingga September 2015 meningkat menjadi 217.150 jiwa atau bertambah 8.610 jiwa dibandingkan dengan Maret 2015 sebanyak 208.540 jiwa.
Dadang Hardiwan, Kepala Bidang Statistik Sosial Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara (Sulut), menuturkan tingkat kemiskinan pada September tahun lalu mencapai 8,98% dari total penduduk Bumi Nyiur Melambai.
Bila dibandingkan dengan Maret 2015, tingkat kemiskinan daerah tersebut mencapai 8,65% dari total penduduk.
Bahkan, secara year on year (yoy) tingkat kemiskinan di Sulut naik cukup drastis dari 197.560 jiwa pada September 2014 menjadi 217.150 jiwa pada September 2015.
“Tingkat kemiskinan masih lebih tinggi di perdesaan dibandingkan dengan perkotaan,” katanya seperti dikutip dari situs resmi BPS, Selasa (5/1/2016).
Dari total 217.150 jiwa, penduduk miskin di daerah perdesaan mencapai 159.140 jiwa, sedangkan di perkotaan hanya 58.000 jiwa.
Dengan demikian, jumlah itu memberi arti tingkat kemiskinan di perkotaan mencapai 5,26%, sedangkan di perdesaan sebesar 12,1%.
Dia menjelaskan kenaikan tingkat kemiskinan di daerah perdesaan kemungkinan disebabkan musim panas yang berkepanjangan.
Kondisi tersebut menyebabkan petani tanaman pangan dan perkebunan mengalami kerugian akibat ribuan tanaman muda mati, padahal petani telah mengeluarkan banyak biaya untuk pengadaan bibit dan pemeliharaan tanaman tersebut.
Di daerah beberapa provinsi di Pulau Sulawesi, jumlah kemiskinan di Sulut paling sedikit.
Sementara itu, provinsi dengan tingkat kemiskinan paling tinggi berada di Provinsi Gorontalo sebanyak 18,16% dari total penduduknya, disusul Sulawesi Tengah 14,07% dan Sulawesi Tenggara 13,74%.