Bisnis.com, HONG KONG— Di tengah usahanya melawan polusi udara, China berencana menghentikan pemberian izin baru pertambangan batubara selama tiga tahun ke depan.
Selain itu, negara dengan konsumsi energi batubara terbesar dunia tersebut juga akan mengurangi konsumsiya dan beralih ke sumber energi yang lebih ramah lingkungan.
Head National Energy Administration (NEA) Nur Bekri menuturkan, pemerintah akan menangguhkan persetujuan tambang baru pada tahun depan dan memangkas penggunaan konsumsi energi dari batubara dari 64,4% menjadi 62,2%.
“Ini adalah yang pertama kalinya dalam sejarah pemerintah China menghentikan persetujuan tambang batubara baru,” kata Analis ICIS China Deng Shun, Rabu (30/12/2015).
Dia menambahkan, kebijakan baru pemerintah Negeri Panda tersebut dapat membantu meringankan kelebihan pasokan batubara dalam negeri yang sangat besar. Kemudian, langkah pemerintah juga dapat mengurangi atau bahkan sampai menghilangkan tambang-tambang yang tidak efisien.
Terkait dengan tujuan pemerintah, Deng berpendapat, dampak dari kebijakan tersebut baru akan terlihat dalam beberapa waktu ke depan.
Saat ini permintaan batubara China mengalami penurunan cukup signifikan lantaran perekonomian mengalami perlambatan akibat berubahnya perekonomian dari yang berbasis investasi infrastruktur menjadi konsumsi.
Beijing kini berencana meminta perusahan-perusahaan di dalam negerinya agar mengganti listrik yang dihasilkan dari pembangkit tenaga batubara menjadi energi terbarukan.
Pada tahun depan, NEA memperkirakan pemilik ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut akan mengkonsumsi 3.960 ribu ton batubara, 550 juta ton minyak, dan 205 miliar meter kubik gas alam.