Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ketegangan Irak-Turki Cermin Perpecahan Regional

Ketegangan antara Irak dan Turki mengenai penggelaran tentara Turki baru-baru ini di dekat Mosul dipandang sebagai cerminan perpecahan regional dan internasional yang mendalam.
Presiden Turki Abdullah Gul (kiri ketiga), Perdana Menteri Tayyip Erdogan (kanan) dan sejumlah pejabat bertemu di Istana Presiden di Ankara 11 Juni 2014. Turki memperingatkan pada Rabu pihaknya akan membalas jika ada 80 warga negaranya, termasuk tentara pasukan khusus, diplomat dan anak-anak, yang ditahan kelompok sempalan al Qaeda di Irak utara itu mengalami celaka. /reuters
Presiden Turki Abdullah Gul (kiri ketiga), Perdana Menteri Tayyip Erdogan (kanan) dan sejumlah pejabat bertemu di Istana Presiden di Ankara 11 Juni 2014. Turki memperingatkan pada Rabu pihaknya akan membalas jika ada 80 warga negaranya, termasuk tentara pasukan khusus, diplomat dan anak-anak, yang ditahan kelompok sempalan al Qaeda di Irak utara itu mengalami celaka. /reuters

Bisnis.com, BAGHDAD -- Ketegangan antara Irak dan Turki mengenai penggelaran tentara Turki baru-baru ini di dekat Mosul dipandang sebagai cerminan perpecahan regional dan internasional yang mendalam.

Semua pihak yang terlibat dalam konflik tersebut bersaing untuk meraih peran lebih besar dalam pembentukan masa depan wilayah itu.

Pada akhir pekan lalu, Ankara membuat Baghdad marah dengan mengirim tambahan tentara tanpa izin dari Pemerintah Irak. Tindakan Turki tersebut dikutuk sebagai pelanggaran serius terhadap kedaulatan Irak.

Irak pada Sabtu (5/12) memanggil duta besar Turki di Baghdad dan menuntut penarikan segera tentara Turki.

Beberapa pengulas di Baghdad mengatakan krisis trekini itu adalah cerminan upaya Turki untuk menciptakan keseimbangan baru di wilayah tersebut, saat Ankara berusaha meraih peran masa depan yang lebih besar di wilayah itu setelah kelompok IS, yang saat ini menguasai banyak wilayah Suriah dan Irak, dikalahkan.

Sekarang ada sebanyak 3.000 prajurit Turki di Wilayah Semi-Otonomi Kurdistan di Irak Utara, yang kebanyakan beroperasi sebagai tim penghubung dan yang lain bekerja di tiga pangkalan pelatihan, dua di Kurdistan dan satu di dekat Mosul --yang dikuasai IS.

Menurut Safeen Dizayee, Juru Bicara Pemerintah Regional Kurdistan (KRG), pasukan Turki dikerahkan "dalam kerangka kerja koalisi anti-IS internasional", demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis siang.

"Turki membuka dua pangkalan pelatihan militer buat pasukan Peshmerga pada penghujung 2014 di Kabupaten Soran dan Qalacholan di Wilayah Kurdistan," katanya.

Turki juga membuka pangkalan pelatihan ketiga buat pasukan paramiliter Arab Sunni di Daerah Bashiqa, dekat Mosul, dan memberi bantuan militer.

Pada 4 Desember, Turki mengirim sebanyak 400 prajurit komando dan tak kurang dari 100 personel tank ke kamp pelatihan Bashiqa, untuk bergabung dengan 100 penasehat yang sudah ada di sana.

Ankara menyatakan pengerahan tentara tersebut dilakukan berkaitan dengan meningkatnya bentrokan dengan anggota IS di Mosul, Ibu Kota Provinsi Nineveh, yang telah dikuasai IS sejak Juni 2014.

Setelah reaksi keras dari Baghdad, Turki pada Selasa menyatakan negara itu telah menghentikan pengerahan tentara tambahan ke Irak Utara untuk sementara, tapi takkan menarik tentara yang sudah ada di sana.

Tanju Bilgic, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Turki, mengatakan militer Turki telah melatih 2.441 orang di Bashiqa untuk pertempuran memperebutkan Mosul, dan misi pelatihan telah dikoordinasikan dengan Pemerintah Regional Kurdi Irak dan Pemerintah Irak.

Ibrahim Al-Ameri, seorang pengulas politik, mengatakan kepada Xinhua, "Sasaran di balik kegiatan penambahan tentara Ankara tampaknya berkaitan dengan keinginannya untuk memimpin dan persekutuan anti-IS dengan Arab Sunni dan KRG guna memberi kekuatan bagi aliansi tangguh anti-IS dengan kelompok Syiah Irak dan Iran di bawah payung Rusia.

"Ankara ingin menempatkan tentara di lapangan di Irak dan Suriah dengan satu atau lain cara guna menghindari kemungkin Turki tersisih dari permainan di wilayah itu pada masa depan pasca-IS," kata Al-Ameri.

Alasan lain yang mendorong Turki mempertahankan kehadirannya di Irak Utara ialah untuk melindungi daerah suku Kurdi sekutunya --Turkmen dan sebagian Arab Sunni di Mosul, yang menolak kehadiran satuan paramiliter Syiah yang dikenal dengan nama Hashd Shaabi-- kalau IS dapat diusir dari Mosul pada masa depan, tambah Al-Ameri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Martin Sihombing
Sumber : Antara/Xinhua-OANA

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper