Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Puisi Denny JA Soal Kasus Papa Minta Saham

Aktivis penggiat Indonesia Tanpa Diskriminasi, Denny JA menulis sebuah puisi sebagai respon kasus "Papa Minta Saham".
Denny JA/Twitter/yus
Denny JA/Twitter/yus

Kabar24.com, JAKARTA--Aktivis penggiat Indonesia Tanpa Diskriminasi, Denny JA menulis sebuah puisi sebagai respon kasus "Papa Minta Saham". Dalam siaran persnya di Jakarta, Selasa, Denny mengatakan, kasus tersebut dipotret dari kacamata seorang aktivis yang berjuang menegakkan reformasi.

"Tadinya ia berharap di era reformasi, korupsi bisa diatasi, dan politisi menjadi teladan, namun ia kecewa melihat kasus papa minta saham" ujarnya.

Puisi Papa Minta Saham Denny JA

"Mengapa bisa terpilih pemimpin yang buruk?"

Itu keluhan aktivis Faruk

Kasus Papa Minta Saham yang kemaruk

Membuatnya garuk-garuk

Terbayang tahun 98, era reformasi

Berjuang bersama impikan demokrasi

Era baru akan mengganyang korupsi

Spirit baru musnahkan busuknya politisi

Itu yang dulu ia yakini

Namun kini disaksikannya jenis pemimpin yang sama

Reformasi membawa bau tengik serupa Urat malu pemimpin yang sudah tiada

Walau mereka dipanggil yang mulia

Mengapa zaman tak kunjung berubah?

Seru Faruk mengumbar marah

(Mona dari tadi duduk saja terdiam

Faruk itu seniornya yang pendiam

Namun sore itu

Faruk merah padam (Ia meledak geram)

"Mereka berkomplot, berjemaah" Ujar Faruk Murka

"Merampok negara bersama Kini mereka saling membela"

"Lihatlah peringai mereka

Merasa tak bersalah Seolah culun dan bisa tertawa

Celakanya kita harus memanggilnya yang mulia"

"Ini kebusukan tanpa preseden

Berani mencatut nama presiden mencatut nama wakil presiden

Ringan saja seperti penari sinden

(Mona tetap diam saja Berdua duduk di beranda Rapat aktivis baru saja reda Kasus Papa minta saham menjadi agenda)

"Free Port hanya satu perkara Di meja makan mereka, terhidang kue Indonesia

Mereka potong dan berbagi sesukanya Dan berak di atas kepala kita"

(Mona tetap duduk tenang Dibiarkannya seniornya mengerang

Faruk aktivis idealis Kini mulai pesimis)

"Mereka ingin beli jet pribadi Main golf acap kali Sambil mereka berhappy- happy

Rileks sekali itu rencana korupsi"

"Mona, ujar Faruk meringis

Aku akan pensiun jadi aktivis Hidup yang idealis

Membuatku seperti pengemis Politik Indonesia membuatku pesimis"

(Mona kembali diam saja Penuh kasih ia peluk seniornya Ia memeluk luka yang menganga Aktivis tua yang penuh kecewa)

Mona masih mahasiswi

Ia cinta ini ibu pertiwi

Berbeda dengan Faruk seniornya

Mona masih optimis dengan Indonesia

Bagi Mona yang baru tumbuh Kasus "Papa Minta Saham" segera berlalu

Masa depan Indonesia masih beribu

Tak ada yang salah dengan reformasi

Tak ada yang salah dengan demokrasi Justru karena ada kebebasan Justru karena ada keterbukaan

Korupsi semakin dibuka

Ada KPK Ada media

Sudah ada 343 kepala daerah menjadi tersangka

Sebagian sudah dipenjara

Ada bekas menteri di sana

Ada bekas ketua umum partai di sana

Bahkan ada bekas ketua MK di sana Keadilan memang belum sempurna

Tapi sistem mulai bekerja Para pejuang akan selalu lahir Keberanian akan selalu hadir

Sekali lagi Faruk dipeluknya

Sambil lirih berkata

Singkat saja Namun membuat Faruk terperangah

"Bang, jangan patah Jangan sampai preman mengalahkan kita"

8 Des 2015

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper