Kabar24.com, PEKANBARU-- Belum usai kasus kekerasan terhadap wartawan di Pekanbaru, seorang pejabat di Pemprov Riau, Ansari Kadir malah melecehkan profesi wartawan.
Hal itu membuat ratusan insan pers di Riau yang tergabung dari beberapa asosiasi, seperti Aliansi Jurnalis Indonesia, Persatuan Wartawan Indonesia, Pewarta Foto Indonesia dan lainnya menggelar aksi demo di Kantor Gubernur Riau, Selasa (8/12/2015).
Koordinator lapangan Haidir Tanjung mengatakan, bahwa Ansari Kadir melecehkan wartawan saat diskusi forum resmi di Rokan Hilir. Ansari Kadir mengatakan, bahwa wartawan itu hanya membutuhkan amplop berisi uang Rp50.000.
"Kami minta PLT Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman untuk segera mencopot Ansari Kadir yang melecehkan profesi wartawan. Kami juga akan membawa hal ini ke ranah hukum," kata wartawan media online detik.com itu di sela aksi.
Dalam rekaman, terdengar Ansari Kadir melontarkan kata-katanya diiringi dengan tawa yang terkesan melecehkan.
"Wartawan itu kalau lomba lari, pasti menang, kalau di garis finish dilempari amplop berisi Rp50.000," katanya, saat memberikan materi di salah satu acara seminar di Rokan Hilir, belum lama ini.
Aksi wartawan itu dijawab oleh Pelaksana Tugas Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman mengatakan, akan menyerahkan hal itu ke Inspektorat Pemprov Riau agar Ansari Kadir diproses secara hukum.
"Ansari Kadir harus meminta maaf kepada wartawan. Ansari Kadir dulunya seorang wartawan juga. Seharusnya, saya tidak terlibat," katanya menjawab orasi.
Sebelumnya, Zuhdi Febrianto dipukul oleh sejumlah anggota polisi saat meliput kericuhan Kongres HMI ke-29 di GOR Gelanggang Remaja Pekanbaru. Akibatnya, korban mengalami luka berat pada bagian kepala.