Kabar24.com, YOGYAKARTA - USAID Prioritas mengembangkan kapasitas instruktur pendidikan profesi guru di lembaga pendidikan tenaga kependidikan melalui pelatihan model perkuliahan aktif.
"Hal itu diharapkan dapat memberikan pengalaman praktis bagi dosen instruktur pendidikan profesi guru (PPG) dalam mengelola perkuliahan PPG yang aktif dan efektif," kata Senior Koordinator LPTK USAID Prioritas Ajar Budi Kuncoro di Yogyakarta, Senin (7/12/2015).
Menurut dia, pengembangan kapasitas tersebut dilakukan dalam bentuk pelatihan selama tiga hari, 5--7 Desember 2015. Pelatihan itu diawali dengan modul yang telah disusun tim USAID Prioritas bersama Kemristek Dikti dalam pertemuan nasional.
Setelah modul tersebut disusun tim nasional USAID Prioritas, secara bersamaan modul dilatihkan kepada dosen instruktur PPG dengan panduan yang jelas.
"Bagaimana seorang fasilitator mengawali perkuliahan, mengelola perkuliahan, membuat pertanyaan tinggi, dan membuat portofolio? Semua itu dipraktikkan langsung oleh dosen dalam pelatihan," katanya.
Ia mengatakan bahwa semua dosen membuat perencanaan, melakukan, dan merefleksi sebuah perkuliahan aktif dan efektif. Model itu diharapkan akan menginspirasi calon guru untuk menerapkannya setelah lokakarya PPG.
"Modul tersebut disusun untuk memberikan sebuah panduan bagaimana mendesain perkuliahan yang aplikatif dan mengaktifkan mahasiswa," katanya.
Beberapa materi yang dikupas dalam modul, di antaranya mengenai pengembangan jurnal refleksi, penyusunan pertanyaan tingkat tinggi, dan pengembangan lembar kerja, pengelolaan penilaian autentik dan protofolio, rencana pembelajaran, dan praktik mengajar terbatas.
"Kegiatan serupa juga dilakukan di tujuh provinsi mitra USAID Prioritas, yakni Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, Aceh, dan Sumatera Utara," kata Ajar.
Salah satu peserta pelatihan, dosen PGSD Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Sekar Purbarini mengatakan bahwa dalam kegiatan itu 40 orang dosen instruktur PPG UNY secara sederhana diajari konsep mengalami, interaksi, komunikasi, dan refleksi.
"Kami mengalami sendiri apa yang ditugaskan kepada mahasiswa, bagaimana mengolah portofolio, membuat interaksi perkuliahan yang baik antara dosen, mahasiswa, dan materi, serta mengomunikasikan dan merefleksikannya dalam jurnal refleksi yang terukur," katanya.
Menurut dia, kegiatan itu merupakan penyegaran konsep yang selama ini telah dilakukan. Dengan penyampaian yang praktis dan efektif, perkuliahan lebih terasa hidup dan bermakna.
"Pendidikan profesi guru merupakan program lanjutan yang harus ditempuh mahasiswa calon guru sebelum mengajar. Pada tahun 2016, pemerintah menerapkan konsep itu sebagai tindak lanjut dari PLPG dalam profesi yang akan selesai pada tahun 2015," katanya.