Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penembakan San Bernardino: Warga Redlands, Tempat Asal Penyerang, Masih Ketakutan

Trauma masih menghinggapi warga Redlands, setelah suami istri Farook dan Malik melakukan serangan yang mematikan dengan tembakan membabi buta di San Bernardino, California.
Kendaraan yang ditumpangi pasangan suami istri pelaku penembakan San Bernardino saat penggerebekan aparat./Reuters
Kendaraan yang ditumpangi pasangan suami istri pelaku penembakan San Bernardino saat penggerebekan aparat./Reuters

Kabar24.com, LOS ANGELES --Trauma masih menghinggapi warga Redlands, setelah suami istri Farook dan Malik melakukan serangan yang mematikan dengan tembakan membabi buta di San Bernardino, California.

Penduduk Redlands, sebuah kota kecil di bagian timur Los Angeles, mencoba menerima ketenaran baru mereka sebagai salah satu tempat pelaku penembakan masal paling mematikan di Amerika Serikat.

Jalan di mana sepasang suami istri, Syed R. Farook, 28, dan Tashfeen Malik, 27 -- yang melakukan pembunuhan besar-besaran dan menewaskan 14 orang serta 21 lainnya -- tinggal telah kembali ke situasi yang normal.

Namun wajah para penduduk menunjukkan ketakutan dan keterkejutan yang ditinggalkan oleh serangan pada 2 Desember silam.

"Anak perempuan saya ingin pindah, dia ketakutan," ujar seorang wanita yang tinggal dua pintu dari tempat di mana Syed Farook dan istri asal Pakistannya, Tashfeen Malik, tinggal.

Seorang perempuan yang tidak bersedia menyebutkan namanya dan berbicara dalam bahasa Spanyol itu mengatakan tidak pernah berhubungan dengan suami istri yang tewas dalam serbuan polisi tersebut. Keduanya tewas setelah pembunuhan besar-besaran yang disebut sebagai aksi terorisme oleh Presiden Barack Obama.

"Orang-orang tidak berbaur di sini. Mereka masuk ke dalam rumah mereka melalui garasi dan keluar melalui tempat yang sama. Saya telah tinggal di Redlands selama 30 tahun dan tidak pernah terjadi apa-apa di sini, namun sekarang semuanya ketakutan," ujarnya.

Tetangga lainnya, Amanda Witherspoon, 37, seorang asisten perawat mengatakan bahwa dia pernah berbicara sekali dengan Malik saat dia berjalan-jalan di jalan dengan anaknya.

"Dia orang yang ramah namun dengan cara bicara yang angkuh, dia sepertinya tidak ingin berbicara," ujar Witherspoon.

Pelajar Trauma

Witherspoon mengatakan bahwa anak perempuannya yang berusia 11 tahun mengalami trauma akibat serangan tersebut dan menolak untuk pergi ke sekolah.

"Dia mengira mungkin mereka akan mendatangi sekolahnya meskipun saya telah berkata kepadanya bahwa mereka sudah tidak ada lagi di sini. Dia khawatir hal tersebut," ujar Witherspoon.

Elizabeth Abbinante, 35, seorang asisten administratif yang bekerja di wilayah setempat, mengaku tidak lagi merasa aman di kota yang memiliki populasi orang Arab dan Muslim yang besar tersebut.

"Saya gelisah, saya curiga, ketika telepon berdering saya takut sesuatu telah terjadi. Anda lihat truk putih itu, mereka mendengarkan musik Arab, saya tidak dapat melakukan apa-apa kecuali berbalik," ujarnya sambil menunjuk sebuah kendaraan di dekatnya.

Di sebuah tempat pengisian bahan bakar lingkungan setempat, para pelanggan tegang dan mengatakan mereka sekarang mewaspadai apa saja yang mencurigakan.

Doug Olson, seorang pensiunan berusia 72 tahun mengatakan dia takut jika ada pistol yang diarahkan ke kepalanya.

Pemilik tempat pengisian bahan bakar tersebut, Daya Sing, yang berasal dari India mengatakan bahwa dirinya menyadari perubahan dalam sifat orang-orang.

"Orang-orang melihat saya dengan buruk, saya tidak ada apa-apa dengan komunitas ini," ujarnya.

Masjid setempat, di mana Farook mengunjunginya sekitar tiga kali per minggu untuk beribadah, ditinggalkan oleh orang-orang.

Cesar Paredes, 28, yang rumahnya bersebelahan dengan masjid tersebut mengatakan ketakutannya akan serangan balasan kepada komunitasnya.

"Akhir-akhir ini sangat gila, berapa banyak orang Muslim yang berada di sana? Jutaan, dan akibat adanya beberapa di antaranya yang buruk, orang-orang mulai berpikir bahwa semuanya demikian," ujarnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara/AFP
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper