Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rusia Putuskan Kontak Militer Dengan Turki

Kementerian Pertahanan Rusia pada Kamis (26/11) waktu setempat mengatakan Moskow telah menghentikan semua kontak militer dengan Ankara saat hubungan antara kedua negara itu terjerembab setelah ditembaknya pesawat tempur Rusia.
Pesawat tempur Rusia Sukhoi Su-27/Reuters-RAF-MoD-Crown Copyright-Handout
Pesawat tempur Rusia Sukhoi Su-27/Reuters-RAF-MoD-Crown Copyright-Handout

Kabar24.com, MOSKOW --Kemarahan Rusia terhadap Turki yang menembak satu pesawat tempurnya sepertinya masih belum lunas.

Kementerian Pertahanan Rusia pada Kamis (26/11) waktu setempat mengatakan Moskow telah menghentikan semua kontak militer dengan Ankara saat hubungan antara kedua negara itu terjerembab setelah ditembaknya pesawat tempur Rusia.

"Hari ini, semua kontak kerja sama telah dihentikan antara Kementerian Pertahanan Rusia dan Angkatan Bersenjata Turki ... termasuk apa yang disebut saluran bebas hambatan yang ditetapkan guna menghindari berbagai peristiwa selama aksi udara Rusia terhadap prasarana pelaku teror di Suriah," kata Juru Bicara Kementerian tersebut Igor Konshenkov kepada wartawan.

Konshenko mengatakan pihak Turki menolak untuk menyerahkan kepada atase militer Rusia setiap benda dalam kasus penembakan jet Rusia, Su-24.

Angkatan Udara Rusia telah meningkatkan serangan terhadap sasaran gerilyawan di berbagai daerah tempat satu dari dua pilot jet yang ditembak-jatuh diselamatkan, kata juru bicara itu, sebagaimana diberitakan Xinhua --yang dipantau di Jakarta, Jumat (27/11/2015) siang.

Ia menambahkan pesawat Rusia tersebut telah melancarkan lebih dari 130 misi dalam tiga hari belakangan, dan menyerang sebanyak 450 sasaran di delapan provinsi.

Konsashenko juga mengungkapkan sistem pertahanan rudal S-400 telah disiagakan di Pangkalan Angkatan Udara Rusia di Suriah, Hmeimim.

Hubungan Rusia-Turki memburuk sejak Turki menembak jatuh satu pesawat Rusia Su-24 di perbatasan Suriah pada Selasa (24/11) karena pesawat itu diduga melanggar wilayah udara Turki.

Presiden Rusia Vladmiri Putin, yang membantah tuduhan tersebut, menyebut peristiwa itu "tikaman di punggung" dan memperingatkan mengenai konsekuensi serius dalam hubungan bilateral kedua negara.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara/Xinhua-OANA
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper