Bisnis.com, JAKARTA — Predikat ‘Juru Damai’ kini semakin melekat pada nama Wakil Presiden Jusuf Kalla. Setelah menjadi penengah beberapa konflik, Kalla kembali dipercaya membantu rekonsiliasi konflik internal Kolombia.
Hal tersebut menjadi pembahasan pokok dalam pertemuan bilateral antara Indonesia dan Kolombia di sela Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Manila, Rabu(18/11/2015). Dalam pertemuan tersebut, Kalla bertemu langsung dengan Presiden Kolombia Juan Manuel Santos.
“Tadi Presidennya langsung minta sama saya bagaimana sih diadakan perdamaian. Dia minta kerja sama saling membantu karena hampir 50 tahun belum selesai [konflik],”katanya.
Seperti diketahui, Pemerintah Kolombia sedang dalam proses perundingan untuk mencapai perdamaian dengan kelompok bersenjata Revolutionary Armed Forces of Colombia yang telah bertentangan dengan Pemerintah lebih dari 50 tahun.
Dalam pertemuan tersebut, Kalla membagi pengalamannya dalam memprakarsai proses perdamaian dan rekonsiliasi di Aceh. Tak hanya itu, dia juga membagi strategi mengatasi masalah yang timbul pascakonflik.
Sebagai tindak lanjut dari pertemuan, delegasi Colombian Presidential Agency of International Cooperation (APC) akan berkunjung ke Indonesia pada Desember 2015 untuk melakukan konsulatasi lebih dalam.
“Bulan depan tim dari Kolombia ke Indonesia untuk mempelajari penyelesaian konflik Aceh, mereka ingin belajar dari perdamaian Indonesia,”katanya.
Selain kerja sama rekonsiliasi, kedua pemimpin juga membahas upaya untuk meningkatkan kerja sama ekonomi, khususnya di bidang perdagangan dan investasi.
Terkait hal ini, Kalla mendorong agar Kolombia dapat memperluas akses pasar lebih besar untuk produk ekspor Indonesia seperti sparepart otomotif, alas kaki, elektronik, benang tekstil, dan minyak kelapa sawit.
Di bidang investasi, Kolombia berencana menanamkan investasi di sektor kesehatan dalam bentuk kerjasama pengelolaan rumah sakit, peningkatan kapasitas, dan pendirian rumah sakit khusus korban bencana dengan RS PMI Bogor.
Nilai perdagangan bilateral Indonesia dan Kolombia pada tahun 2014 mencapai US$154,37 dengan surplus bagi Indonesia sebesar $140 juta.