Kabar24.com, JAKARTA -- Kuota peserta dan sasaran daerah program Sarjana Mengajar di daerah Terdepan, Terluar, Tertinggal (SM3T) pada 2016 mendatang akan diperluas. Meskipun pagu anggaran Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) pada 2016 mengalami penurunan, namun rencana perluasan program tersebut tetap akan dilakukan.
Dirjen Sumber Daya Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Kemenristek Dikti, Ali Ghufron Mukti menuturkan perluasan program akan dilakukan dengan strategi kerjas ama bersama dengan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Menurut dia, untuk perbaikan program SM3T memang diperlukan keterlibatan dua kementerian tersebut.
"Kedepannya, Kemendikbud akan ikut mengelola SM3T. Sejauh ini koordinasi terkait hal ini terus dilakukan," ujarnya ketika ditemui di Kantor Kemenristek Dikti, Jakarta, Jumat (13/11/2015).
Dia menuturkan, kerjasama dalam pengelolaan program SM3T diperlukan agar memastikan program berjalan dengan efektif. Tidak hanya terkait dalam pelaksanaannya, namun juga terkait efektifitas pemanfaatan lulusan program SM3T.
Saat ini diketahui telah terdapat total 10.290 alumni SM3T. Sejumlah 4500 sarjana dari total tersebut telah lulus PPG, dimana 800 diantaranya sudah diangkat sebagai CPNS oleh Kemendikbud dan ditempatkan di daerah-daerah dalam program Guru Garis Depan.
Ali mengakui, masih terdapat sejumlah lulusan SM3T yang telah melalui tahapan PPG namun belum terserap sebagai tenaga pendidik. Hal ini menurut dia dikarenakan belum sinkronnya kebutuhan guru di lapangan dengan penyerapan lulusan SM3T.
"Karena itu dengan kerjasama dengan Kemendikbud sebagai kementerian yang membawahi guru, program bisa berjalan dengan lebih sinkron untuk jumlah kebutuhan guru. Perencanaan jumlah guru dan juga pengalokasian dana nanti melibatkan Kemendikbud, sedangkan proses pendidikan sarjananya baru Kemenristek Dikti yang bertanggung jawab," ucapnya.