Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Media Beijing Minta Myanmar Jangan Dekati AS

Media Tiongkok yang berada di bawah Partai Komunis yang saat ini berkuasa, memperingatkan Myanmar pada Selasa (10/11/2015) untuk tidak melepas ikatan dengan mendekati Amerika Serikat, pada saat pemimpin partai oposisi Aung San Suu Kyi menang telak melawan penguasa yang didukung militer.
Aung San Suu Kyi/Reuters
Aung San Suu Kyi/Reuters

Bisnis.com, BEIJING ---  Media Tiongkok yang berada di bawah Partai Komunis yang saat ini berkuasa, memperingatkan Myanmar pada Selasa (10/11/2015) untuk tidak melepas ikatan dengan mendekati Amerika Serikat, pada saat pemimpin partai oposisi Aung San Suu Kyi menang telak melawan penguasa yang didukung militer.

Beijing adalah sahabat dekat Yangon dalam masa pemerintahan militer, yang memberi perlindungan terhadap negeri itu dari kecaman keras internasional serta menjadi mitra dagang bagi pemerintah junta.

Namun Tiongkok dianggap memeras bahan-bahan dasar Myanmar sehingga memicu kemarahan di seluruh Myanmar, dan Suu Kyi beserta Liga Nasional Untuk Demokrasi bersumpah akan mengemban kehendak rakyat dengan lebih baik.

Pemerintahan sipil Myanmar yang akan berkuasa setelah melalui pemilu terbuka, sedang memperbaiki hubungan dengan negara-negara Barat dan hubungan dengan Tiongkok bergeser dari "khusus ke biasa", tulis Global Times, yang beraviliasi dengan media corong pemerintah Harian Rakyat, dalam tajuk rencananya.

Mendekat ke AS akan menjadi "langkah yang meruntuhkan ruang dan sumber daya strategis serta kebijakan bersahabat dari Tiongkok," demikian isi tajuk tersebut.

Para pengamat mengatakan skala kepentingan Tiongkok di Myanmar pada masa pemerintahan militer, terutama pada sumber daya.

Pada Juni 2015 lalu Beijing menerima Suu Kyi dan menjadi pertanda bahwa tokoh-tokoh penting di kedua negara berusaha mempererat hubungan.

Pada awal tahun ini Beijing mengecam keras negara tetangganya itu karena pesawat Myanmar menjatuhkan bom di wilayah Tiongkok yang menyebabkan lima warga meninggal, ketika pasukan pemerintah memerangi kelompok pemberontak Kokang.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA/AFP

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper